Dikucilkan Negara Arab, Begini Nasib Pekerja Asing di Qatar

Qatar memiliki populasi 2,2 juta orang, sebagian besar penduduknya merupakan warga asing.

oleh Vina A Muliana diperbarui 12 Jun 2017, 06:01 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2017, 06:01 WIB
Ibukota Qatar Doha
Ibukota Qatar Doha (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Qatar sedang dilanda krisis diplomatis terburuk sepanjang sejarah. Sebanyak sembilan negara telah memutus hubungan diplomatik dengan negara ini. Hal ini pun akhirnya memberikan imbas tersendiri termasuk pada pekerja asing yang ada di Qatar.

Melansir CNN Money, Senin (12/6/2017), negara dengan cadangan minyak yang banyak ini memiliki populasi sebanyak 2,2 juta orang. Hampir sebagian besar penduduknya merupakan warga asing.

Beberapa pekerja asing yang ada di Qatar berasal dari Filipina. Pemerintah Filipina melaporkan ada 140.000 orang pekerja yang bekerja di Qatar.

Adanya krisis ini memberikan kecemasan tersendiri pada pemerintah Filipina. Alhasil, pihak berwenang Filipina pun melarang pengiriman tenaga kerja ke Qatar.

"Kami harus melarang untuk sementara waktu demi keamanan mereka. Kami harus mempertimbangkan kembali sebelum bisa mengizinkan pengiriman pekerja migran kami lagi," tutur Silvestre Bello, Kepala Departemen Tenaga Kerja Filipina.

Selain Filipina, India, Nepal dan Mesir juga merupakan negara penyumbang tenaga kerja asing di Qatar. Warga India adalah kelompok ekspatriat terbesar di Qatar, mencapai 650.000 orang.

Pekerja asing Qatar yang berasal dari Nepal juga turut terkena imbas. Pakar tenaga kerja dan migrasi Nepal Ganesh Gurung mengungkapkan, beberapa pengemudi truk asal Nepal sudah kehilangan pekerjaan mereka karena ditutupnya perbatasan Arab Saudi- Qatar.

Krisis diplomatik Qatar bermula setelah empat negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain. Tidak lama setelah itu, Yaman, Libya, Maladewa, Mauritania dan Mauritius mengambil langkah serupa.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya