Konsorsium GE, Marubeni, HK Bangun PLTGU Tambak Lorok

Pembangkit listrik tenaga tenaga gas dan uap (PLTGU) Tambak Lorok akan hasilkan listrik 780 MW.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Jul 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2017, 18:30 WIB
pltgu-tambak-lorok-140128c.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT PLN yakni PT Indonesia Power telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Marubeni Corporation, dan PT Hutama Karya (HK) sebagai kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 Jawa Tengah. Pembangkit listrik yang diperkirakan operasi pertengahan 2020 tersebut akan menghasilkan listrik 780 MW.

Tambak Lorok akan menjadi proyek ketenagalistrikan sepanjang sejarah Indonesia Power dan pembangkit pertama di Asia Pasifik yang menggunakan teknologi turbin gas HA terbaru milik GE.

"Pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tambak Lorok berkapasitas 780 MW adalah momentum bersejarah yang penting bagi program 35 ribu MW yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan listrik di Indonesia," kata Presiden Direktur Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani di Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Pembangkit listrik Tambak Lorok menggunakan turbin gas milik GE yakni 9HA.02 dan turbin uap GE D650, generator panas pemulihan uap, dan perangkat pembangkit tenaga listrik pendukung lainnya.

"Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan mitra setia kami, Indonesia Power dan mitra konsorsium EPC Marubeni serta Hutama Karya dalam penyediaan tenaga listrik yang lebih fleksibel, mudah, dan efisien untuk Indonesia selama bertahun-tahun ke depan," kata CEO GE Indonesia Handry Satriago.

Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya, I Gusti Ngurah Putra mengatakan, proyek ini merupakan momentum penting, lantaranĀ ini merupakan komitmen perseroan untuk turut mendukung sektor ketenagalistrikan.

"Proyek ini merupakan momentum penting bagi Hutama Karya untuk memenuhi komitmen kami mendukung pengembangan sektor kelistrikan dan pertumbuhan ekonomi," ujar Putra.

Hutama Karya

Dalam konsorsium ini, Hutama Karya akan mengambil peran dalam pekerjaan sipil (civil work). Gusti mengatakan, pekerjaan yang dimaksud seperti pembangunan serta instalasi peralatan.

"Di sini kita akan mengambil pekerjaan sipil atau civil work yang cakupannya terdiri dari pekerjaan soil improvement, struktur dan bangunan, sekaligus instalasi peralatan," kata dia.

Dia mengatakan, perseroan akan bekerja selama 28 bulan sejak tanggal efektif kontrak ditetapkan.

"Dengan penerapan teknologi turbin gas terefisien di dunia dari General Electric dan pengalaman serta kompetensi Marubeni selaku kontraktor EPC sekaligus pengembang Independent Power Producer (IPP), kami yakin konsorsium ini dapat memenuhi ekspektasi PT Indonesia Power selaku pemilik proyek," ujar dia.

Dia bilang, perseroan memiliki kompetensi di bidang EPC, khususnya di bidang ketenagalistrikan. Beberapa proyek yang telah digarap antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) di Simalungun Sumatera Utara, PLTM Parmonangan, dan PLTM di Cirompang Garut. Kemudian, PLTU Jeneponto Sulawesi Selatan, PLTU Cilacap.

"Kami bangga dapat mengambil bagian di proyek ini yang berkontribusi langsung terhadap suksesnya program pemerintah yakni 35 ribu MW untuk Indonesia," ujar dia.

Ā 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Ā 

Ā 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya