Indonesia Power Sulap Lapangan Bola Jadi Pembangkit Listrik

PT Indonesia Power akan menyulap lapangan bola untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 779 Mega Watt (MW).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Jul 2017, 19:08 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 19:08 WIB
PT Indonesia Power akan menyulap lapangan bola untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 779 Mega Watt (MW).
PT Indonesia Power akan menyulap lapangan bola untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 779 Mega Watt (MW).

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Power akan menyulap lapangan bola untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 779 Mega Watt (MW). Pembangkit tersebut akan menggunakan teknologi terbaru.

Direktur Pengembangan dan Niaga Indonesia Power Adi Supriono mengatakan, untuk membangun pembangkit yang diinisiasi sejak 2015 ini tidak memerlukan pembebasan lahan, karena memanfaatkan lahan lapangan bola, di kawasan PLTGU Tambak Lorok, yang sebelumnya telah beroperasi menghasilkan listrik ‎400 Mega Watt (MW).

"Jadi ada tempat lapangan bola yang kemudian dibangun proyek ini," jelas dia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (14/7/2017).

Indonesia Power telah menandatangani kontrak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3,
dengan konsorsium Marubeni, General Electric dan PT Hutama Karya (Persero).

Direktur Utama Indonesia Power Sripeni Inten mengatakan, pembangunan‎ PLTGU yang terletak di Jawa Tengah tersebut, akan mengalirkan listrik 779 Mega Watt (MW) ke jaringan kelistrikan Jawa - Bali.

Proyek yang menjadi bagian dari program kelistrikan 35 ribu MW ini, membutuhkan investasi sebesar Rp 4,8 triliun. "PLTU ini bagian dari 35 ribu MW, akan masuk ke sistem ‎kelistrikan Jawa Bali," ucap Inten.

Mesin pembangkit tersebut menggunakan teknologi canggih dari General Electric, dengan begitu dapat menghemat penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sebesar 62 persen.

"Sekarang itu teknologi E. Ini sudah pakai teknologi H. Dengan efisiensi 62 persen. Efisiensi mesin untuk mengubah bahan bakar menjadi listrik," papar Inten.

‎Inten melanjutkan, untuk memproduksi listrik sebesar 779 MW, PLTGU Tambak Lorok membutuhkan pasokan gas sebesar 90 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD). Pasokan gas tersebut berasal dari lapangan minyak dan gas bumi ‎(migas) Gundih dan Kepodang Jawa Tengah.

Menurut Inten, pembangunan pembangkit‎ tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 2 tahun lebih 4 bulan, di luar masa penyelesaian pendanaan setelah enam bulan dari penandatangan kontrak. Dengan begitu, diperkirakan proses pembangunan dimulai awal 2018.

‎"Jadi perkiraan akan beroperasi pada semester pertama 2020," tutup Inten.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya