Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Tak Lagi Ganggu Gerak Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.327 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Agu 2017, 13:46 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2017, 13:46 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.327 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.327 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat menuju akhir pekan ini. Rupiah terus menguat walaupun ada kekhawatiran perlambatan ekonomi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/8/2017), rupiah di buka di angka 13.324 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.327 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.317 per dolar AS hingga 13.327 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,11 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.324 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.330 per dolar AS.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, pergerakan rupiah sangat tinggi pada sesi perdagangan Kamis kemarin karena investor mencerna laporan inflasi Indonesia pekan ini yang menunjukkan bahwa inflasi meningkat dengan laju yang lebih lambat pada bulan Juli.

Walaupun laju inflasi Juli sebesar 0,22 persen dapat memicu kekhawatiran tentang turunnya daya beli konsumen, level inflasi tahunan Indonesia di 3,88 persen masih berada dalam rentang target tahunan Bank Indonesia, yaitu 3 persen sampai 5 persen.

Bank Indonesia (BI) mungkin akan terus mempertahankan kebijakan moneter netral dalam jangka pendek hingga menengah seiring dengan semakin stabilnya inflasi dan membaiknya kondisi ekonomi makro.

Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, memperkirakan, dolar AS diperkirakan terus tertekan dengan sentimen positif yang diperkirakan menghampiri pasar obligasi. "Ruang penguatan rupiah masih terbuka walaupun saat ini kekhawatiran perlambatan ekonomi," jelas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya