Menunggu Data Pertumbuhan Ekonomi, Rupiah Bergerak Stabil

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di angka 13.323 per dolar AS hingga 13.335 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Agu 2017, 13:43 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 13:43 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di angka 13.323 per dolar AS hingga 13.335 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di angka 13.323 per dolar AS hingga 13.335 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menunggu data pertumbuhan ekonomi yang akan dirilis Jumat besok. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (3/8/2017), rupiah dibuka di angka 13.325 per dolar AS, hanya turun 1 basis poin jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.324 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di angka 13.323 per dolar AS hingga 13.335 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,08 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.330 per dolar AS, menguat satu basis poin jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.331 per dolar AS.

Dolar AS akhirnya mampu menguat di kawasan Asia, setelah sebelumnya mengalami tekanan hingga ke level terendah dalam 15 bulan. Namun, kenaikan tersebut belum terlalu kuat karena keraguan akan rencana kenaikan suku bunga.

Selama beberapa pekan terakhir, Dolar AS memang mengalami tekanan akibat masalah di Gedung Putih. Kebijakan Presiden AS Donald Trump banyak mendapat tentangan. Selain itu, Trump juga merombak banyak susunan pejabat Gedung Putih.

Dengan situasi tersebut, pelaku pasar merasa ragu bahwa Trump bisa menjalankan berbagai janji-janji kampanye dulu, seperti reformasi perpajakan dan juga reformasi tunjangan kesehatan.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih stabil, tetapi tetap dengan kecenderungan penguatan, walaupun mayoritas kurs di Asia mulai melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa kemarin.

Inflasi domestik yang turun memberikan sedikit sentimen positif, walaupun terbatasi kekhawatiran bahwa inflasi yang turun lebih akibat penurunan daya beli masyarakat.

"Konfirmasi utama atas dugaan tersebut akan datang Jumat mendatang ketika data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 dirilis," jelas dia. Rupiah berpeluang terganggu tren penguatannya melihat dolar AS yang mulai menguat di tengah koreksi harga minyak mentah.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya