Liputan6.com, Jakarta Mutiara merupakan salah satu komoditas hasil perairan yang berharga. Harganya pun tak kalah dari komoditas berharga lain seperti emas.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, harga mutiara bisa mencapai Rp 500 ribu per gram.
"Per gram itu Rp 500 ribu, artinya hampir mendekati emas, yang kualitasnya bagus," kata dia di Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Advertisement
Lebih lanjut, dia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu pemain utama mutiara di dunia. Dari 11 ton per tahun produksi jenis mutiara laut selatan (south sea pearl) di dunia, 5 ton berasal di Indonesia. Indonesia menjadi produsen terbesar mutiara laut selatan.
Kemudian disusul Australia dengan 4 ton per tahun. Lalu, negara lain seperti Filipina dan Myanmar.
"Jadi di Indonesia menghasilkan yang namanya south sea pearl, mutiara laut selatan dan Indonesia penghasil utama karena Indonesia paling besar dari sisi bobot," ungkapnya.
Meski produsen terbesar, Indonesia belum mendapat untung yang maksimal. Lantaran, Indonesia hanya memasok bahan baku ke luar negeri. Dia bilang, negara tujuan ekspor utama Indonesia ialah Hong Kong.
"Cuma selama ini kebiasaan seperti halnya kebiasaan kita di bisnis lain, kita hanya sebagai produsen bukan sebagai trader. Yang menentukan harga itu adalah trader yang berpusat, sayangnya belum di Indonesia," ujar dia.
Sebab itu, dia mengatakan, pemerintah akan menjadikan Indonesia produsen sekaligus yang memperdagangkan mutiara. Hal itu salah satunya ditempuh dengan menggelar acara 7th Indonesia Pearl Festival (IPF). Selain itu, pemerintah juga menyiapkan platform yang bisa memperdagangkan mutiara dari Indonesia.
"Ke depan kita bikin portal sehingga melakukan e-commerce, kita bisa melakukan perdagangan secara elektronik," tandas dia.