Warga Kota Ini Patungan Rp 18,5 Miliar Selamatkan Industri Coklat

Padahal, kampanye patungan publik (crowdfunding) yang diadakan belum mencapai 2 minggu.

oleh Vina A Muliana diperbarui 17 Nov 2017, 03:09 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2017, 03:09 WIB
Porrentruy, canton of Jura
Pemandangan kota Porrentruy di kanton Jura, Swiss. (Sumber Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kampanye patungan publik (crowdfunding) diadakan di Selandia Baru untuk menyelamatkan tradisi pembuatan coklat di Dunedin, kota terbesar kedua di negara tersebut. Dari kampanye yang diadakan, uang patungan yang terkumpul mampu menyentuh nilai fantastis, yakni sebesar US$ 1,3 juta atau Rp 18,5 miliar.

Perusahaan coklat asal Selandia Baru Mondelez International mengumumkan pada awal tahun bahwa mereka ingin menutup pabrik Cadbury di Dunedin yang telah berusia 80 tahun. Mereka akan pindah ke pabrik yang lebih besar di Australia. Ini bisa mengakibatkan 350 pegawai kehilangan lapangan kerja.

Sebuah komunitas bernama Save the Factory tadinya ingin menyelamatkan pabrik coklat tersebut. Sayangnya, mereka gagal untuk membeli pabrik tersebut setelah mengajukan penawaran 20 juta dollar Selandia Baru.

Akhirnya, seperti dikutip dari Huffington Post, Jumat (17/11/2017), Save The Factory bekerja sama dengan produsen coklelat Ocho untuk mengembangkan bisnis tersebut. Harapannya, tenaga kerja yang ditinggalkan Mondelez International akan bisa direkrut di perusahaan gabungan itu.

Untuk bisa menambah biaya operasional, mereka akhirnya membuka penggalangan dana. Setiap orang yang menyumbang donasi sebesar US$ 100 akan menerima satu saham di perusahaan baru itu, dan 20 persen dari produksi cokelat untuk persediaan seumur hidup.

Tak disangka, antusias masyarakat pun sangat besar. Belum sampai satu bulan dibuka uang yang terkumpul sudah mencapai Rp 18,5 miliar.

Pemilih Ocho, Liz Rowe mengatakan, donasi yang dilakukan masyarakat menunjukkan pentingnya cokelat dan lapangan pekerjaan bagi warga Dunedin. "Salah satu nilai dari perusahaan baru adalah menciptakan sebanyak mungkin lapangan pekerjaan," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya