Liputan6.com, Jakarta PT PP (Persero) Tbk menargetkan arus kas operasi positif mencapai Rp 1,7 Triliun per 31 Desember 2017 dibandingkan per 31 Desember 2016 yang sebesar Rp 986 miliar.
Direktur Utama PTPP Tumiyana memperkirakan arus kas operasi positif pada akhir tahun 2017 sejalan dengan siklus bisnis industri kontruksi di Indonesia.
“Di tengah melesatnya perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia dan persaingan IndustriKonstruksi yang semakin tinggi, manajemen selalu menjaga baik kinerja operasional dan posisi finansial tetap solid dan terkendali, sehingga akhirnya PTPP berhasil membukukan Arus Kas Operasi yang positifdalam 5 tahun terakhir,” ujar dia di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia menyebutkan, dalam periode 9 Bulan 2017 (Januari - September 2017), Perseroan membukukan arus kas operasi sebesar negatif Rp 1,5 Triliun, atau lebih rendah dibandingkan periode 6 Bulan 2017 (Januari - Juni 2017) sebesar negatif Rp 2,1 Triliun.
Hal ini menunjukkan PT PP sebenarnya mampu mencetak arus kas operasi positif dalam periode Juli - September 2017.
Dia menuturkan, arus kas operasi yang negatif di semester pertama (triwulan I dan triwulan II) merupakan siklus bisnis industri konstruksi yang normal dan akan membaik di semester ke-2 (triwulan III dan IV). Ini seiring dengan meningkatnya penyerapan aggaran pemerintah maupun pengeluaran belanja modal BUMN.
Per 30 September 2017, PTPP memiliki total utang berbunga (Interest Bearing Debt) sebesar Rp 8,2 triliun dibandingkan dengan total kas dan setara kas termasuk investasi jangka pendek sebesar Rp 6,4 Triliun, total ekuitas sebesar Rp 12,5 Triliun, dan total aset sebesar Rp35,3 triliun.
Dengan demikian, total utang berbunga perseroan masih berada jauh di bawah 1x (kali) baik dibandingkan dengan total aset maupun ekuitas perseroan.
Posisi ini juga menunjukkan tingkat leverage Perseroan yang sangat terkendali dengan rasio gearing dan net gearing Perseroan masing-masing sebesar 0,66x dan 0,15xper 30 September 2017.
Sementara itu, EBITDA Perseroan selama 9 Bulan 2017 telah mencapai Rp 1,8 Triliun, atau naik sebesar45 persen secara year-on-year dibandingkan Rp 1,2 Triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Bila pencapaian EBITDA tersebut dibandingkan dengan total utang berbunga, perseroan memiliki rasioDebt-to-EBITDA dan Net Debt-to-EBITDA secara 12 bulan berjalan masing-masing sebesar 3,13x dan0,70x.
Selain itu, Perseroan juga memiliki rasio EBITDA interest coverage sebesar 7,53x per 9 Bulan 2017 dibandingkan pencapaian sebesar 6,38x per 9 bulan 2016. Tingkat kesehatan dan kekuatan struktur modal Perseroan juga secara independen telah dinilai olehlembaga credit rating Pefindo.
Kontrak Baru
PT PP (Persero) Tbk membukukan kontrak baru sekitar Rp 33,5 triliun sampai Oktober 2017 ini. Kontrak baru ini tumbuh 27,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 26,3 triliun.
“Sampai dengan Oktober 2017, perseroan berhasil mencapai kontrak baru sebesar 82,5 persen dari total target yang ditetapkan perseroan sepanjang tahun ini, yaitu sebesar Rp 40,6 triliun,” ujar Direktur Utama PT PP, Tumiyana di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Pencapaian kontrak baru sebesar Rp 33,5 triliun tersebut, terdiri dari kontrak baru induk perseroan Rp 27,6 triliun, dan anak perusahaan Rp 5,9 triliun.
Beberapa proyek yang berhasil diraih selama bulan Oktober, antara lain Akavia Semarang Rp 253 miliar, apartemen Darmo Hill Rp 262 miliar.
Komposisi kepemilikan atas perolehan kontrak baru PTPP sampai akhir bulan Oktober 2017 berasal dari BUMN sebesar 61 persen, swasta 29 persen dan pemerintah 10 persen.
Sedangkan segmentasi berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu gedung sebesar 55 persen, EPC 16 persen, jalan jembatan 10 persen dan bangunan air 10 persen.
“Melihat progress raihan kontrak baru sampai dengan bulan ke-10 tahun 2017 ini yang telah tercapai sebesar Rp 33,5 triliun, maka perseroan sangat optimistis bahwa target kontrak baru 2017 yang telah ditargetkan oleh manajemen di awal tahun sebesar Rp. 40,6 triliun ini dapat tercapai bahkan dapat terlampaui di akhir tahun ini”, lanjut Tumiyana.
Advertisement