PLTU Batang Bakal Beroperasi pada 2020

Sekda Jawa Tengah Sri Puryono mengharapkan PLTU Batang tak hanya atasi defisit listrik Jawa Bali tetapi juga perhatikan warga sekitar.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 12 Des 2017, 21:33 WIB
Diterbitkan 12 Des 2017, 21:33 WIB
(Foto: Liputan6.com/Fajar Eko)
PLTU Jawa Tengah 2X1000 MW (Foto: Liputan6.com/Fajar Eko)

Liputan6.com, Batang - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1.000 Mega Watt (MW) di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah ditargetkan selesai pada Mei 2020.

"Sampai saat ini progress pembangunan sudah mencapai 32 persen. Mudah-mudahan target operasional pada Mei 2020 mendatang bisa tercapai," ucap Sekda Jawa Tengah, Sri Puryono usai peresmian struktur pemasangan kerangka Baja Boiler PLTU 2 x 1.000 MW di Ujungnegoro Kabupaten Batang Selasa, (12/12/2017).

Proyek PLTU 2 x 1.000 MW merupakan proyek nasional untuk ketersediaan energi listrik Jawa dan Bali. Mega proyek ini, kata dia, harus dapat berjalan lancar walaupun dengan berbagai dinamika, namun juga harus fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelestaraian lingkungan sekitarnya.

"Proyek tersebut harus terus berjalan untuk ketersediaan listrik Jawa Bali, namun juga harus fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan," ia menambahkan.

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Batang, kata Sri mendukung pembangunan tersebut sesuai dengan tahapan.

"Kalau 2020 tidak bisa operasional Jawa dan Bali akan defisit listrik, itu bahaya. Untuk itu saya minta semua pihak pembangunan PLTU Kabupaten Batang tetap berjalan dan harus sesuai dengan tahapan–tahapannya tapi aspirasi masyarakat Batang harus di perhatikan," jelas dia.

Adapun untuk aspirasi masyarakat menurut Sri sudah berjalan dan dilakukan oleh PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) pelaksana proyek PLTU tersebut. Kendati demikian, juga harus membangun komunikasi yang baik demi kemaslahatan masyarakat.

"Masyarakat di sekitar PLTU perkembangannya luar biasa dan sudah mulai bangkit dan hidup di samping mendapat ganti untung dari PLTU dan jalan tol, karena Batang harus maju, bangkit dan lebih sejahtera dari tahun–tahun sebelumnya," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Proyek Sempat Berhenti 5 Tahun

Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN

Proyek Sempat Mangkrak 5 Tahun

Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengatakan, kewajiban Pemerintah daerah selaku wakil pemerintah pusat di daerah adalah wajib menyukseskan proyek besar PLTU Batang untuk persediaan listrik Jawa Bali.

"Namun di sini saya juga selaku pemimpin daerah juga melayani kepentingan masyarakat. Kami juga berharap dengan pembangunan PLTU apa yang menjadai harapan masyarakat dapat terakomodir untuk bisa menjalin komunikasi dan koordinasi," ujar Wihaji.

Wihaji juga meminta kepada pelaksana proyek PLTU untuk menjalin kerja sama dengan dengan baik anatara pemerintah daerah masyarakat. Ini demi kelancaran pembangunan proyek PLTU. Karena pembangunan PLTU ikut membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat Kabupaten Batang.

"Pembangunan PLTU akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi, minimal dapat memunculkan tenga kerja dan berimplikasi baik bagi masyrakat," kata dia.

Menurut Presiden Direktur Komisaris PT BPI Mohammad Efendi mengatakan, PLTU mulai di bangun 2012 karena ada permasalahan teknis jadi pembangunan mulai pada Juni 2016. Sedangkan pembangunan PLTU Batang Unit I memakan waktu 48 bulan sejak proyek di mulai Juni 2016 dan untuk Unit II selesai 6 bulan kemudian.

"Saat ini baru 30 persen pembangunan PLTU dengan di mulainya struktur pemasangan kerangka baja boiler. Semoga degan dimulainya struktur pemasangan kerangka baja ini pembangunan PLTU dapat berjalan lancar," kata Mohammad Efendi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya