Dukung Industri CPO, Pelindo II Bangun Terminal Curah di Bengkulu

Pembangunan Terminal Curah Cair bertujuan untuk mendukung perkembangan industri Curah Cair di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Des 2017, 16:06 WIB
Diterbitkan 21 Des 2017, 16:06 WIB
Bangun Kawasan Industri Baru Bengkulu Siapkan 700 Hektare Lahan
Daya dukung pelabuhan untuk memperlancar arus transportasi hasil industri di Bengkulu mulai dilakukan pembenahan oleh PT Pelindo II sebagai operator pelabuhan Samudra Pulau Baai Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelindo II (Persero) memulai proyek pembangunan Terminal Curah Cair di kawasan Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Hal tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) yang berlangsung pada Kamis, 21 Desember 2017 ini.

General Manager Pelindo II Cabang Bengkulu Drajat Sulistyo‎ mengatakan, ‎pembangunan Terminal Curah Cair tersebut merupakan realisasi agenda pengembangan Pelabuhan Bengkulu.

Ini juga merupakan bagian dari komitmen Pelindo II terhadap Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang terlampir dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor 898 Tahun 2016 tanggal 29 Desember 2016 .

"Sebagai salah satu cabang perusahaan dari Pelindo II yang merupakan perusahaan pelayanan jasa kepelabuhanan, IPC Bengkulu berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan. Pembangunan Terminal Curah Cair ini menjadi penopang pengembangan bagi layanan di Pelabuhan Pulau Baai Provinsi Bengkulu," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Dia menjelaskan, pembangunan Terminal Curah Cair bertujuan untuk mendukung perkembangan industri Curah Cair di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Terminal Curah Cair ini akan dibangun di atas lahan HPL milik Pelindo II yang dalam pelaksanaannya menggandeng dan melakukan kerja sama dengan mitra utama yaitu Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Menurut dia, sebelum dibangunnya terminal yang khusus menangani barang jenis curah cair ini, Pelindo II sudah melayani penanganan dan pelayanan cargo curah cair jenis Crude Palm Oil (CPO). Namun hal itu masih dilakukan secara konvensional dengan metode truck lossing.

"Metode truck lossing dilakukan dengan cara pengangkutan cargo CPO menggunakan kendaraan truck, lalu dimuat ke kapal secara konvensional di Dermaga Pelabuhan," ungkap dia.

Namun, penanganan secara konvensional untuk pelayanan curah cair sudah tidak dapat mengakomodir perkembangan dan peningkatan industri curah cair jenis CPO. Sementara, jika dibandingkan dengan era kemajuan industri curah cair yang semakin meningkat, maka pelayanan seperti ini akan kalah saing dan bisnis menjadi bersifat stagnan.

 

Daya Tampung

Untuk saat ini, Pelindo II telah menangani kegiatan pemuatan CPO dengan rata-rata throughput mencapai 420 ribu ton. Operasional kegiatan ini menggunakan alat pompa kecil kapasitas loading rate hanya 1.300 ton per hari.

"Akibatnya, setiap pemuatan CPO yang dilakukan di Pelabuhan Pulau Bengkulu, memakan waktu lama karena fasilitas yang digunakan masih konvensional dan tidak memadai. Karenanya, untuk meningkatkan pelayanan, Pelindo II Cabang Bengkulu melakukan pembenahan, yang salah satunya adalah dengan membangun terminal curah cair," jelas dia.

Terminal Curah Cair ini dibangun di atas lahan seluas 17 Ha. Terminal ini akan mempunyai tangki penimbunan curah sebanyak 19 unit berkapasitas daya tampung sebesar 3.000 ton per tangki, serta mampu melayani kurang lebih 2 juta ton/tahun.

Mekanisme penanganannya akan dilakukan dengan cara melakukan unloading dari truck yang mengangkut CPO ke tangki penimbunan. Sehingga, tidak lagi dilakukan kegiatan pemuatan secara langsung dari truck ke kapal.

"Dengan menggunakan tangki timbun, maka kegiatan pemuatan CPO tidak lagi memakan waktu lama, karena sudah menggunakan fasilitas tangki penimbunan. Hal ini dapat memberikan rangsangan positif kepada seluruh pelaku usaha industri CPO untuk berkembang," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya