Begini Perkembangan Kajian Proyek KA Semicepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah dengan Japan International Cooperation Agency terus melakukan kajian terkait pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Jan 2018, 20:31 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2018, 20:31 WIB
Ilustrasi kereta semi cepat.
Ilustrasi kereta semi cepat.

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan Kereta semicepat Jakarta-Surabaya bakal dilakukan secara bertahap. Kemungkinan terbesar pada tahap awal, pembangunan jalur transportasi ini dengan rute Jakarta hingga Semarang.

"(Bertahap Jakarta-Semarang?) 75 persen, kita lagi diskusi dengan JICA," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin (8/1/2018).

Budi Karya menuturkan, konstruksi proyek tersebut akan dimulai antara 2018 atau 2019. Kereta ini akan melintasi jalur yang sudah ada atau eksisting.

Dia mengatakan, saat ini, pemerintah Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) terus melakukan kajian terkait rencana pembangunan kereta semicepat tersebut.

"Kita minta satu harga yang lebih kompetitif dari Jepang. Karena Jepang susah memperbandingkannya. Jadi kita minta kompetitif. Kita BPPT dan tenaga ahli lihat sejauh bisa membangun di 2018-2019. Kecenderungannya 2019. Apakah sampai Surabaya, apakah Semarang," dia menuturkan.

Proyek ini sendiri ditaksir menelan sekitar sekitar Rp 60 triliun. Budi Karya menuturkan, tantangan utama dalam membangun proyek ini ialah penyelesaian perlintasan sebidang. Jalur Jakarta-Semarang, melewati sekitar 400 perlintasan sebidang.

"Kita lagi cari cara yang efektif dan tidak digugat masyarakat sehingga 400 sebidang selesai. Caranya yang di perkotaan yamg memang pada lalu lintasnya kita buat elevated, di Semarang, Cirebon sama di sekitar Jakarta. Itu nggak ada isu. Tapi di daerah harus improvisasi cara apa, ada ide turun ke bawah underpass. Studi yang kita lakukan selain kualitatif juga lifestyle dipelajari," tukas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3 Jalur Kereta Baru Siap Beroperasi pada 2018

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan sejumlah layanan dan jalur kereta api baru akan dioperasikan pada 2018.

Layanan kereta ini akan menyusul pengoperasian kereta Bandara Soekarno-Hatta yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Januari 2018 kemarin.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan,‎ setidaknya ada tiga jalur dan layanan kereta di Sumatera yang akan dioperasikan 2018, yaitu kereta api Kuala Tanjung-Sei Mangke yang akan dioperasikan pada Maret 2018.

‎"Yang pertama kemarin kereta bandara. Dalam waktu dekat lagi di Maret, itu Kuala Tanjung-Sei Mangkei akan kita operasikan juga," ujar dia di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Selain itu, di bulan yang sama juga akan dioperasikan kereta Bandara Minangkabau, Sumatera Barat. Kemudian untuk mendukung gelaran Asean Games 2018, juga akan dioperasikan kereta Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang pada Juni 2018.

"Bulan Maret juga kereta bandara Minangkabau kita akan operasikan juga. Terus bulan Juni ini event besar kita untuk Asian Games, kereta bandara Palembang akan kita operasikan untuk mendukung kegiatan Asian Games," kata dia.

Untuk reaktivasi jalur kereta api Rangkabitung-Labuan, Pandeglang, Banten, lanjut Zukfikri, pihaknya masih berupaya untuk menertibkan dulu arean di sekitar jalur kereta tersebut. Jadi pihaknya masih belum bisa memastikan kapan jalur tersebut bisa diaktifkan kembali.

‎"Itu kita tertibkan dulu. Masalahnya kita sudah membuat suatu perencanaan, tapi kita belum membangun sebelum lahannya clear, jadi kita clearkan dulu baru kita bangun," ungkap dia.

Sementara untuk pemisahan (segregated) jalur kereta di Stasiun Manggarai, Zulfikri menargetkan baru akan selesai pada 2019, sekaligus dengan selesainya stasiun kereta bandara di Manggarai.

"Manggarai untuk yang segregated yang jalur lintas tengah, lintas Bogor, dan lintas Bekasi itu harapkan 2019 selesai, sekaligus stasiun kereta bandara 2019 sudah bisa. Untuk Duri dan Batu Ceper itu Maret (2018)," ujar dia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya