Proyek LRT Ditarget Pakai Lebih Banyak Produk Lokal

Saat memproduksi prasarana LRT, Inka masih bekerja sama dengan perusahaan asing seperti Bombardier dan Hyundai untuk mesin LRT.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Jan 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 17:30 WIB
Proyek LRT Ditargetkan Selesai Desember 2018
Kendaraan melintas disamping pembangunan proyek kereta ringan LRT di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (20/12). Proyek yang saat ini dalam proses pemasangan tiang tersebut ditargetkan selesai Desember 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Madiun - Pemerintah menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Light Rail Transit (LRT) yang diproduksi PT Inka mencapai 65 persen dalam 3 tahun ke depan. Saat ini TKDN LRT tersebut baru mencapai 47 persen.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat memproduksi prasarana LRT, Inka masih bekerja sama dengan perusahaan asing seperti Bombardier dan Hyundai untuk mesin LRT.

Namun jika transfer teknologi sudah berjalan, diharapkan TKDN LRT yang dibuat oleh Inka bisa meningkat.

"Targetnya 65 persen bisa. Karena kan proporsinya kita masih kerja sama. Tapi kita harap dalam 3 tahun ke depan sudah bisa kita bikin mesin sendiri," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/1/2019).

Direktur Utama PT Inka Budi Noviantoro mengakui, jika saat ini ada sejumlah komponen LRT yang diimpor dari negara lain. Salah satunya yaitu mesin yang sejauh ini baru diproduksi oleh Bombardier dan Hyundai.

‎"Sekarang 47 persen (TKDN), nanti kita maunya 60 persen. Ya bertahap. (Impor?) Itu seperti kalau di komputer CPU-nya," kata dia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, dengan peningkatan TKDN diharapkan akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja.

sSaat ini, ada sekitar 5.000 tenaga kerja yang terlibat dalam produksi kereta api, termasuk pekerja di industri kecil dan menengah (IKM) yang menyuplai komponen ke Inka.

"Jadi peningkatan dari sekarang 5.000 tuh diharapkan 50 persen minimal bisa ditambah tenaga kerjanya. Jadi selain meng-create project di dalam negeri juga menciptakan lapangan kerja. Dan multiplier effect terhadap industri kecil dan menengah," tandas dia.

 

 

LRT Jabodebek Beroperasi Oktober 2019

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan proses produksi kereta Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) yang dikerjakan PT INKA bisa rampung pada April 2019. Dengan demikian, pada Oktober 2019 transportasi massal tersebut bisa beroperasi.

Hal tersebut menyusul ditandatanganinya kontrak pengadaan LRT Jabodebek yang didapatkan PT INKA dengan nilai Rp 3,9 triliun.

‎‎"Ini targetnya cepat. Dalam 15 bulan kita harapkan PT INKA mampu menyelesaikan kepercayaan nasional ini," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/1/2018).

Dengan adanya kepastian dana tersebut, PT INKA diharapkan bisa mempercepat produksi LRT.

"Tapi kalau untuk LRT itu sudah selesai dengan penandatanganan kontrak. Jadi tidak ada lagi hambatan untuk membuat LRT untuk industri di dalam negeri," lanjut dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Menurut dia, pada April 2019 nanti LRT Jabodebek tersebut sudah bisa diuji coba, sehingga pada Oktober tahun depan sudah bisa beroperasi.

"Kita maunya April 2019 itu sudah mulai testing LRT-nya di jakarta. Nanti operasionalnya Oktober 2019," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya