Barata Bangun Pembangkit Listrik di Sumatera Utara Rp 240 M

Nilai proyek PLTM Batang Toru 3 (2x5) MW mencapai Rp 240 miliar dan dijadwalkan selesai dalam 21 bulan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Jan 2018, 09:36 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 09:36 WIB
Ilustrasi pembangkit listrik.
Ilustrasi pembangkit listrik.

Liputan6.com, Jakarta Satu lagi  Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) akan berdiri di Indonesia. Adalah PT Barata Indonesia (Persero) yang menandatangani kontrak dengan PT Berkah Alam Lestari Energi, perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan terkait pembangunan PLTM Batang Toru 3 (2x5) MW.

Rencananya PLTM ini berlokasi di Kecamatan Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Nilai proyek PLTM Batang Toru 3 (2x5) MW mencapai Rp 240 miliar dan dijadwalkan selesai dalam 21 bulan.

Kontrak kerjasama itu ditandatangani Direktur Operasi, Tony Budi Santosa, dan PT Berkah Alam Lestari Energi diwakili Direktur Utama PT Berkah Alam Lestari Energi Iwan Sugiarjo.

Direktur Utama Barata Indonesia (Persero), Silmy Karim menjelaskan proyek pembangkit listrik memanfaatkan energi baru terbarukan (Renewable Energy) merupakan salah satu fokus perusahaan.

"Kami ingin menjadi yang terdepan dalam bidang energi baru dan terbarukan. Untuk itu kami terus mengembangkan kompetensi di bidang energi baru dan terbarukan karena ini adalah energi masa depan,” kata Silmy dalam keterangannya, Selasa (23/1/2018).

Dia menambahkan, dalam pengerjaan proyek ini, Barata Indonesia berkerja sama dengan perusahaan dari Austria yang merupakan yang terbaik dalam teknologi turbin pembangkit listrik tenaga air maupun mini hidro.

Selain itu, proyek ini juga akan mengoptimalkan pembiayaan dari dalam dan luar negeri.

 

PTLMH Sisira

Selain PLTM Batang Toru 3, Barata Indonesia juga sedang bernegosiasi dengan Terregra untuk pembangunan PTLMH Sisira 2 X 4.9 MW yang berlokasi di Kecamatan Parlilitan, Sumatera Utara.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun ke belakang, PLTM yang telah diselesaikan perusahaan asal Gresik tersebut antara lain proyek PLTM Walessi 500 kW, PLTM Kayu Aro 950 kW, PLTM Lodagung 2 X 650 kW serta Penstock untuk PLTM Parmonangan 2 X 4.5 MW.

Silmy berharap ke depan, pemerintah dapat memberikan insentif pada pembangkit listrik tenaga baru dan terbarukan, baik itu dari sisi tarif maupun fasilitas pembiayaan dengan bunga rendah. Hal ini mengingat Renewable Energy merupakan masa depan sumber energi dunia.

"Energi baru dan terbarukan perlu mendapat perhatian agar Indonesia tidak ketinggalan dibandingkan negara lain yang sudah lama mengembangkan sumber energi tersebut, baik itu dari sisi pengembangan teknologi maupun dari sisi komposisi energy mix (bauran energi)," tutup Silmy. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya