Menteri Susi Ajak Restoran Tak Jual Sirip Hiu

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, sosialisasi dan kampanye harus dilakukan secara masif terkait pelestarian hiu dan pari.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Mar 2018, 10:49 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 10:49 WIB
(Foto: Liputan6.com/Ilyas I)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka Simposium Hiu dan Pari di Indonesia ke-2 pada Rabu (28/3/2018) (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder yang terlibat untuk tidak hanya menggaungkan pelestarian hiu dan pari melainkan juga diikuti dengan aksi di lapangan.

Ia menyampaikan hal tersebut saaat membuka Simposium Hiu dan Pari di Indonesia ke-2 di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Rabu (28/3/2018).

Acara ini dimaksudkan untuk bisa menggali informasi mengenai data dan informasi untuk bisa dijadikan blue print dalam pengelolaan dan pelestarian hiu dan pari.

Susi menuturkan, sosialisasi dan kampanye harus dilakukan secara masif di lapangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa, mulai dari pengusaha hingga ke restoran.

“Kita harus terjun ke lapangan, datangi restoran-restoran seafood untuk mengkampanyekan jangan lagi menjual menu dengan bahan siripn hiu,” ujar Susi di kantornya, Rabu (28/3/2018).

Susi Pudjiastuti menceritakan, saat masih remaja, dirinya sering menemukan hiu dan pari ini di laut Indonesia. Namun saat ini hewan laut tersebut seakan langka ditemukan. Ada beberapa hal sebagai penyebabnya, Salah satu adalah mulai maraknya pembasmian hiu dan pari untuk dikonsumsi.

 

Selanjutnya

Kolam Penuh Ikan Hiu Ditemukan di Basement Sebuah Rumah
Kolam berisi ikan hiu di ruang bawah tanah sebuah rumah di LaGrangeville, New York, 23 Agustus 2017. Belum diketahui apakah hiu itu hewan peliharaan atau sengaja disimpan untuk niat jahat. (New York State Department of Environmental Conservation via AP)

Ditambah dengan banyaknya kapal-kapal asing yang mencuri ikan di Indonesia dalam beberapa tahun lalu. Padahal, menurut Susi, keberadaan hiu dan pari di laut menjadi satu rangkaian ekosistem penting kehidupan bawah laut.

Ia mencontohkan, munculnya hiu dan pari di permukaan laut menandakan akan ada musim panen ikan. Namun, jarang munculnya dua spesies tersebut menjadikan para nelayan kini sulit memperkirakan musim ikan.

"Namun setelah kapal-kapal asing yang mencuri ikan itu kita berantas, di beberapa lokasi perlahan mulai terlihat. Ini sebagai tanda kalau produktifitas sumber daya laut kita mulai kembali,” ujarnya.

Tak hanya mengkampanyekan ke berbagai restoran, Susi juga meminta berbagai pihak untuk mensosialisasikan ke apra pengusaha dan para pejabat daerah. Karena sampai saat ini, Susi menuturkan, di beberapa daerah penangkapan hiu dan pari ini masih menjadi tradisi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya