Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memperkirakan, tumpahan minyak mentah akibat kebocoran pipa di Teluk Balikpapan Kalimantan Timur mencapai 40 ribu barel. Kebocoran pipa tersebut saat ini sudah ditangani perusahaan.
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengatakan, pipa yang mengalami kebocoran memasok minyak mentah dari terminal penyimpanan Lawe-Lawe ke fasilitas pengolahan minyak (kilang) Balikpapan. Perkiraan minyak yang tumpah dari pipa bocor tersebut mencapai 40 ribu barel.
Advertisement
Baca Juga
"Volume tumpahan belum dihitung secara detail. Tapi indikasinya sekitar 40 ribu barel, kurang lebih. Tapi detailnya nanti tunggu investigasi," kata Toharso di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Dia mengungkapkan, Pertamina telah menerapkan tanggap darurat dalam menangani tumpahan minyak di Balikpapan akibat kebocoran pipa. Dengan menghentikan pasokan minyak yang mengalir melalui pipa, setelah 8 jam diketahui sumber kebocorannya.
"Tanggal 31 Maret (kejadian). Tapi bukan berarti ditemukan (pipa) hari Selasa, minyak masih ngocor. Jangan salah. Begitu kejadian, jam 8 pagi pipanya di stop," tuturnya.
Toharso melanjutkan, pipa yang bocor terputus sepanjang 30 centimeter (cm), kemudian terseret hingga 120 meter dari posisi awal. Dia mengklaim meski pipa telah berusia 20 tahun, tetapi masih layak digunakan dan inspeksi pipa rutin dilakukan setiap tiga tahun.
"Usia pipa itu kurang lebih 20 tahun, tapi bukan berarti 20 tahun itu diganti. Usia pipa bisa lebih dari 20 tahun, yang penting tiap 3 tahun disertifikasi, disurvei. Terakhir disurvei itu 2016, dia berlaku tiga tahun. Nanti 2019 harus disertifikasi lagi," paparnya.
Pertamina Masih Patroli Bersihkan Tumpahan Minyak di Balikpapan
PT Pertamina (Persero) telah menjalankan beberapa aksi penanggulangan musibah tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Sampai saat ini Pertamina masih melakukan patroli pembersihan ceceran minyak untuk memastikan wilayah tersebut bersih.
Region Manager Communication dan CSR Kalimantan Yudy Nugraha mengatakan, program penanggulangan yang dilakukan di enam titik yakni Area Jetty, Semayang hingga Balikpapan Plaza, Kampung atas Air hingga Kampung Baru Ulu, Penajam, Teluk Balipapan dan Kariangau.
"Hingga Minggu penanggulangan Area Jetty secara garis besar telah selesai, namun tetap dilakukan patroli serta penghisapan sisa sisa minyak yang terkumpul, serta penanggulangan film minyak tipis," kata Yudy, di Jakarta, Senin (9/4/2018).
Di area Semayang-Balikpapan Plaza, di sekitar pesisir dan perairan, telah ditanggulangi dan secara visual bersih di permukaan. Adapun langkah selanjutnya yang saat ini dilakukan adalah identifikasi area batuan, dinding, maupun material lain yang sempat kontak dengan kontaminan.
Di Kampung atas air hingga Kampung Baru Ulu, masih terdapat lapisan film pada perairan yang dapat berasal dari minyak yang terperangkap maupun kontak dengan sampah domestik yang berada di bawah perumahan warga.
Untuk di wilayah Penajam, area perairan telah bersih sejak Jumat dan terus dilakukan patroli untuk memantau kondisi area tersebut.
Demikian halnya dengan area Teluk Balikpapan, sejak hari Jumat telah bersih, patroli kapal terus dilakukan sehari 4 kali. Di Area Kariangau, pemberisihan di area pesisir hingga hari ini terus dilakukan, dengan menurunkan patroli kapal unuk penyisiran.
Menurut Yudy, secara visual wilayah perairan Balikpapan sudah bersih, namun masih perlu dilakukan pembersihan sisa-sisa lapisan film minyak. Demikian halnya di titik pemukiman, perlu penanganan khusus sisa-sisa ceceran yang menempel di tanaman dan juga perairan di bawah pemukiman warga.
Hingga hari ini, Pertamina masih menurunkan 3 kapal patroli di zona 1, 2 dan 3 dan 12 kapal stanby terdiri 7 unit tugboat, 3 unit Barge, 4 unit Aluminium boat.
"Pertamina juga masih menunggu hasil investigasi tim terkait penyeban musibah ceceran minyak di Teluk Balikpapan. Namun demikian berbagai langkah untuk penanggulangan warga dilakukan sebagai bagian dari program CSR Pertamina, diantaranya mendukung kegiatan kerja bakti warga," tandasnya.
Advertisement