Moody's Naikkan Peringkat Utang Pertamina

Oulook dari utang milik Pertamina juga naik dari positif menjadi stabil.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Apr 2018, 10:05 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 10:05 WIB
Moody's Investors Service
Moody's Investors Service (AP Photo/Mark Lennihan)

Liputan6.com, Jakarta - Usai menaikkan peringkat utang pemerintah Indonesia, Moody’s Investor Service juga mendongkrak peringkat utang beberapa perusahaan non-keuangan milik pemerintah. Salah satunya adalah PT Pertamina (Persero).

Dikutip dari laman moodys.com, Senin (16/4/2018), peringkat utang perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor minyak dan gas (migas) tersebut naik dari Baa3 menjadi Baa2. Oulook dari utang milik Pertamina juga naik dari positif menjadi stabil.

"Peringkat Pertamina yang naik ini merefleksikan posisi strategis perusahaan sebagai satu-satunya perusahaan migas terintegrasi nasional di Inodnesia," jelas analis dan juga Assistant Vice President Moody's.

Pertamina (Persero) adalah perusahaan migas yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Perusahaan ini terintegrasi dari hulu ke hilir. Selain migas, pertamina juga melakukan eksplorasi dan produksi panas bumi dan beberapa sumber energi lain.

Selain Pertamina, Moody’s juga mendongkrak peringkat utang PLN, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), PT Jasa Marga Tbk dan Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II).

Moody’s menaikkan peringkat utang PLN dari Baa2 menjadi Baa2. Lembaga pemeringkat internasional itu juga merevisi prospek menjadi stabil dari positif.

Peringkat utang PGN naik dari Baa3 menjadi Baa2 dengan prospek stabil dari sebelumnya positif.

Moody’s juga menaikkan peringkat utang PT Jasa Marga Tbk dari Baa3 menjadi Baa2. Kemudian merevisi prospek dari positif menjadi stabil.

Peringkat utang Pelindo II juga naik menjadi Baa2 dari Baa3. Prospek menjadi stabil dari positif.

Di sisi lain, penerbitan obligasi berdenominasi mata uang asing milik Pelindo III tidak terpengaruh oleh peningkatan peringkat utang Indonesia. Prospek tetap stabil.

 

 


Naikkan Peringkat Utang Indonesia

Moody's Investors Service
Moody's Investors Service (AP Photo/Mark Lennihan)

Sebelumnya, Moody’s Investor Service menaikkan peringkat (rating) utang atau kredit Indonesia dari sebelumnya Baa3 dengan outlook positif menjadi menjadi Baa2 dengan outlook stabil.

Mengutip laporan Moody’s, Jumat (13/4/2018), peningkatan rating menjadi Baa2 didukung kerangka kebijakan yang semakin kredibel dan efektif yang kondusif bagi stabilitas makro-ekonomi Indonesia.

“Bersama dengan peningkatan penyangga keuangan, kebijakan fiskal dan moneter yang bijaksana, memperkuat keyakinan Moodys bahwa ketahanan dan kapasitas Indonesia untuk merespons guncangan. Akibatnya, utang Indonesia lebih sebanding dengan negara dengan tingkat Baa2,” mengutip penjelasan Analyst Sovereign Risk Group of Moody's Investors Service, Anushka Shah.

Laporan tersebut menekankan jika kebijakan yang efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi makro meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap guncangan. Sebab itu, Indonesia diharapkan fokus pada kebijakan fiskal dan moneter yang menjaga makro-ekonomi stabilitas dan membangun penyangga keuangan yang semakin jelas dalam beberapa tahun.

"Kebijakan dan cadangan keuangan yang lebih besar memperkuat kapasitas Indonesia untuk menanggapi guncangan," jelas dia.

Di sisi fiskal, Moody's menyebutkan jika pemerintah telah mempertahankan kepatuhan yang ketat terhadap batas defisit anggaran 3 persen, sejak 2003. Namun, Moody tetap mengharapkan Indonesia fokus pada kehati-hatian fiskal dan berkontribusi terhadap stabilitas makro-ekonomi.

"Defisit rendah yang berkelanjutan menjaga beban utang tetap rendah dan dikombinasikan dengan pendanaan dengan jangka waktu yang panjang, mengurangi kebutuhan pembiayaan dan risiko," dia menambahkan.

Meski demikian, pendapatan negara yang lemah tetap disoroti Moody’s sebagai kendala kredit jangka panjang, termasuk kemungkinan mengikis kemampuan utang. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya