Menhub: Jakarta Bebas Macet pada 2023

Menhub Budi Karya Sumadi menargetkan Jakarta bisa bebas macet pada 2023-2024. Apa syaratnya?

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2018, 13:50 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2018, 13:50 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan proyek LRT di Plant Precast LRT Pancoran, Jakarta (Dok Foto: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan proyek LRT di Plant Precast LRT Pancoran, Jakarta (Dok Foto: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan Jakarta bebas dari macet pada periode 2023-2024. Oleh karenanya, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta terus mengejar pembangunan proyek transportasi massal, seperti Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan lainnya.  

Budi Karya menambahkan, keberadaan transportasi massal yang kini tengah dibangun seperti LRT, MRT, hingga kereta api dapat turut mengurai kemacetan.

"Kita rencanakan 2023 atau 2024 Jakarta sudah enggak macet, tapi LRT-nya harus selesai. Oleh karenanya, Adhi Karya harus mengerjakan dengan baik, on schedule (LRT)," tegasnya saat meninjau pembangunan proyek LRT di Plant Precast LRT Pancoran, Jakarta, Minggu (29/4/2018). 

Saat ini, Budi Karya bilang, progres pengerjaan LRT Jabodebek yang berada di bawah PT Adhi Karya (Persero) Tbk itu sudah mencapai sekitar 37 persen. Dia berharap, LRT Jabodebek di bawah garapan perusahaan pelat merah itu bisa uji coba pada pertengahan 2019. 

"Sekarang ini kurang lebih 37 persen sudah (selesai). Kita harapkan, pertengahan 2019 sudah dilakukan running test. Dan dalam 1 sampai 2 bulan akan jalan (pengoperasian)," tuturnya. 

Dia mengingatkan, agar keselamatan kerja menjadi hal yang harus diutamakan oleh pihak kontraktor. Budi Karya tidak mau rentetan kecelakaan kerja konstruksi terus berlanjut akibat ada kesalahan-kesalahan kecil yang semestinya tidak terjadi.

Selain itu, dia juga mengapresiasi waktu pengerjaan LRT, yang bisa lebih cepat 2 persen dari target awal. Namun begitu, dia terus meminta kontraktor untuk semakin menggenjotnya supaya bisa lebih efisien secara waktu.

"Jadi kalau ada apa-apa tetap bisa kendaliin waktu. Saya concern dengan waktu karena kebutuhan kita untuk LRT tinggi sekali," tandas mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu. 

 

 

Perkembangan Proyek

LRT Ruas Cawang-Dukuh Atas Memasuki Tahap Pengecoran Tiang Pancang
Kondisi pembangunan LRT Jabodebek di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9). Pembangunan LRT (Light Rail Transit) Cawang-Dukuh Atas pada ruas Jalan HR Rasuna Said saat ini sudah sampai pada pengecoran tiang pancang. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Adhi Karya Agus Marianto menjelaskan secara lebih rinci terkait fase konstruksi dilakukan perseroan. 

"Untuk lintas layanan I Cibubur-Cawang, itu 60 persen. Lintas layanan II, Cawang-Dukuh Atas, 22 persen, dan lintas layanan III dari Cawang sampai Bekasi Timur itu 40 persen. Kalau dikumulatifkan, progres total 37 persen," jelas dia.

Selanjutnya, Agus bilang, beberapa material dominan sudah mulai terpasang, seperti contoh kabel isolasi yang sebagian telah menempel di proyek LRT di daerah Ciracas.

Kemudian, sambungnya, proyek LRT semisal di Cipulir dan Bekasi pun sudah ada relnya, meskipun belum terpasang secara utuh.

"Ini lagi persiapan untuk nyambung dulu relnya, dil as semua dan baru terpasang," pungkas Agus. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya