Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Tertekan hingga Akhir Mei 2018

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.

oleh Bawono Yadika diperbarui 08 Mei 2018, 12:18 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 12:18 WIB
Rupiah Melemah Tipis, Dolar AS Apresiasi ke Rp 13.775/US$
Petugas tengah menghitung uang rupiah menggunakan mesin di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Rupiah siang ini melemah dibandingkan tadi pukul 09.00 WIB di level Rp 13.771 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Pada Selasa ini, rupiah sudah menyentuh angka Rp 14.036 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah ambruk hingga lebih dari 3 persen pada tahun ini. Salah satunya yaitu rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,06 persen. Angka tersebut lebih rendah dari prediksi di angka 5,4 persen. 

Ia melanjutkan, pelemahan ini diperkirakan akan terus berlajut. Alasannya, sentimen dari luar seperti rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS masih akan menggelayuti nilai tukar rupiah.

"Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir Mei 2018 terbuka peluang kurs terdepresiasi hingga Rp 14.000 - Rp 14.200," tuturnya kepada Liputan6.com, Selasa (8/5/2018).

Bhima menjelaskan, pelemahan rupiah tersebut berdampak pada industri impor. Kondisi ini akan menggerus pendapatan pelaku usaha.

"Untuk impor baik bahan baku, barang modal dan barang konsumsi sebagian besar gunakan kapal asing yang membutuhkan dolar AS jadi logistic cost pasti makin membebani industri domestik. Sementara daya beli sedang lesu, jadi penjual tidak akan sembarangan naikan harga barang," ujarnya.

Ia juga menyatakan pelemahan nilai tukar akan berdampak pada konsumsi rumah tangga terutama barang kebutuhan pokok.

"Tahun 2017 lalu neraca migas kita defisit USD 8,5 miliar karena impor minyak bengkak hingga USD 24,3 miliar. Ini enggak sehat dan pengaruhi harga BBM non subsidi yang dipakai angkutan barang kebutuhan pokok," tuturnya.

"Ini yang harus di perhatikan pemerintah karena inflasi langsung pukul daya beli masyarakat miskin," tambah dia.

 

Sampai Berapa Lama?

Rupiah Melemah Tipis, Dolar AS Apresiasi ke Rp 13.775/US$
Petugas tengah menghitung uang rupiah di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Mengacu data Bloomberg, rupiah siang ini pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange sebesar Rp 13.775 per dolar AS atau menguat 4,7 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai pelemahan nilai tukar rupiah sulit diprediksi akan berlangsung seberapa lama. Hal ini mengingat banyak sentimen serta investor yang akan membayangi nilai tukar.

"Berapa lama? Sulit untuk diprediksi karena sangat bergantung kepada sentimen dan persepsi investor," tuturnya.

"Kalau Bank Indonesia (BI) bisa konsisten hadir di pasar, bisa meyakinkan bahwa kebutuhan dolar AS bisa dicukupi sehingga pasar ditenangkan maka investor akan stay dan rupiah akan kembali ke bawah 14 ribu per dolar AS," tandas Piter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya