Liputan6.com, Beijing - Xiaomi memiliki produk yang harganya terjangkau dan membawa spesifikasi terkini. Tak heran bila perusahaan itu memiliki popularitas tinggi di Asia.
Pada Rabu (11/7/2018), perusahaan smartphone Xiaomi resmi melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Hong Kong untuk meraup modal lebih banyak dengan menarik dana investor.
Advertisement
Baca Juga
Hasil IPO Xiaomi memang tidak sesuai ekspektasi, meski begitu para petingginya tetap mendapat tambahan kekayaan yang cukup banyak setelah IPO.
Menurut laporan CNN Money, CEO dan pendiri Xiaomi, Lei Jun, mendapatkan hasil paling banyak. Pada penutupan kemarin, saham Lei yang sebesar 29 persen bernial USD 14 miliar atau setara dengan Rp 200 triliun pada kurs saat ini.
Namun, Lei Jun sudah menjadi miliarder sebelum IPO berkat sahamnya di Xiaomi dan berbagai investasi lainnya.
Bukan hanya Lei yang kekayaan bertambah. Kekayaan dari tiga co-founder Xiaomi lain juga mengalami lompat indah setelah diadakan IPO.
Salah satunya ialah saham sebesar 12,5 persen yang dipegang Presiden Xiaomi Lin Bin sekarang bernilai USD 6 miliar atau setara Rp 86 triliun.
Co-founder lainnya yang menjabat sebagai Wakil Presiden, Li Wengqiang dan Wong Kong Kat juga mengalami peningkatan saham menjadi hampir USD 1,5 miliar (Rp 21.5 triliun).
Berkat melakukan IPO, Xiaomi kini menjadi perusahaan terbuka dengan nilai valuasi USD 54,3 miliar atau setara Rp 776 triliun. Adapun satu lembar saham Xiaomi saat ini bernilai 17 HDK atau sekitar Rp 30 ribu.
Xiaomi Siap Geber Pasar Eropa dan AS
Setelah mengumumkan saham perdananya ke publik di Bursa Saham Hong Kong, lantas apa yang selanjutnya dilakukan perusahaan? Dalam tanya jawab bersama media, Chief Financial Officer (CFO) Xiaomi, Shou Zi Chew, menyebutkan beberapa rencana untuk Xiaomi.
Salah satu rencana perusahaan adalah mengalokasikan modal mereka untuk masuk ke pasar internasional.
"30 persen modal kami masih akan fokus di RND, terus membuat produk inovatif. 30 persen fokus mengembangkan IoT dan ini tidak hanya smart hardware tetapi juga fokus sebagai perusahaan internet, 30 persen lagi untuk fokus ke ekspansi internasional, dan sisanya general," kata Shou di hadapan media di Hong Kong.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Senior Vice President Xiaomi, Wang Xiang, mengatakan saat ini Xiaomi sudah melebarkan sayap di 74 negara dan akan terus melanjutkan langkah ini.
Sejak November lalu, kata Xiang, Xiaomi telah menjejaki pasar Eropa Barat seperti Spanyol, Prancis, dan Italia. Dia berkata, Xiaomi akan masuk ke lebih banyak negara Eropa Barat lainnya dan juga Amerika Latin.
"Sudah banyak yang bertanya kapan Xiaomi masuk ke Amerika Latin, dan modal tersebut akan digunakan untuk masuk ke negara-negara lain (di Eropa) dalam beberapa waktu ke depan. Kami juga ingin lebih banyak masuk ke negara-negara lain di Eropa," tutur Xiang.
Menurutnya, Xiaomi terus bekerja keras untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk masuk ke negara-negara lainnya. "Butuh lebih banyak waktu dan tenaga untuk bisa masuk ke negara baru, tapi kami bisa melihat sesegera mungkin Xiaomi masuk ke pasar Eropa Barat," ujar Xiang.
Advertisement