Xiaomi Incar Dana Rp 139 Triliun dari IPO

IPO Xiaomi akan jadi terbesar setelah Alibaba. Produsen smartphone asal China pun memilih bursa saham Hong Kong untuk catatkan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Mei 2018, 17:45 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 17:45 WIB
Redmi Note 5A Prime
Xiaomi Redmi Note 5A Prime. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Beijing - Xiaomi, produsen smartphone asal China akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan target danaUSD 10 miliar atau sekitar Rp 139,31 triliun (asumsi kurs Rp 13.931 per dolar Amerika Serikat).

Target dana IPO itu termasuk terbesar di dunia selama hampir empat tahun ini. Xiaomi pun memilih bursa saham Hong Konguntuk gelar IPO tersebut.

Mengutip laman Channel News Asia, Kamis (3/5/2018), rencana IPO yang diajukan pada Kamis tersebut akan menjadi salah satu IPO pertama di Hong Kong yang memakai aturan baru. Aturan itu untuk menarik perusahaan teknologi mencatatkan saham. Xiaomimemilih bursa saham Hong Kong itu menjaid kemenangan besar di tengah persaingan bursa saham Hong Kong, New York dan China.

Target dana yang diincar USD 10 miliar akan mendorong perusahan berbasis di Beijing memiliki kapitalisasi pasar atau nilai pasar antara USD 80 miliar-USD 100 miliar. Selain itu, dengan target dana IPO jika tercapai akan membuat IPO Xiaomi terbesar setelah Alibaba . Sebelumnya Alibaba mencatatkan dana USD 25 miliar atau sekitar Rp 348,26 triliun dari IPO. Alibaba mencatatkan saham di bursa saham New York pada 2014.

Xiaomi akan menggunakan dana IPO untuk penelitian dan pengembangan, ekspansi ke luar negeri, dan investasi. Berdasarkan sumber, kemungkinan IPO Xiaomi dapat dilakukan lebih cepat ada akhir Juni 2018. Selain itu, valuasi perusahaan diperkirakanturun sedikit meski tetap di atas USD 70 miliar. Adapun Xiaomi menolak komentar soal valuasi.

Dalam pelaksanaan IPO ini, Xiaomi akan dibantuk oleh CLSA, Goldman Sachs Group, dan Morgan Stanley. Dari prospektus perseroan juga dapat dilihat kemampuan kinerja keuangan perusahaan. Perseroan mampu bertahan di tengah pasarsmartphone global yang melambat.

Perseroan memilih bursa saham Hong Kong lantaran melihat bursa saham Hong Kong yang reli. Indeks saham acuan Hong Kong Hang Seng saja naik 27 persen pada 2017.

Selain itu, bursa saham Hong Kong juga mengincar sejumlah perusahaan teknologi dalam dua tahun mendatang. "Bagi bursa sahamHong Kong, ukuran Xiaomi menjadi cara baik untuk menunjukkan institusi lain di luar sana yang mungkin mempertimbangkanmencatatkan saham di Hong Kong kalau ada jalur yang jelas," ujar Keith Pogson, Senior Partner Financial Services EY.

 

Selanjutnya

Redmi Note 5A Prime
Xiaomi Redmi Note 5A Prime. Liputan6.com/Andina Librianty

Perseroan mencatat pendapatan naik 67,5 persen menjadi 114,62 miliar yuan (USD 18 miiar) pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya. Laba operasional naik menjadi 12,22 miliar yuan dari tahun sebelumnya 3,79 miliar yuan.

Analis Canalys, Mo Jia menuturkan, laporan keuangan Xiaomi tampak "positif". Perseroan dinilai perlu meningkatkan bisnis layanan internetnya untuk meningkatkan valuasi. "Xiaomi memasarkan diri sebagai perusahaan internet, valuasinya terkait erat apakah pasar dapat membeli konsep ini. Kalau tidak, sebagai merek smartphone, Xiaomi tidak bisa mencapai valuasi tinggi dengan apa yang ada di kertas," ujar dia.

Namun, harga smartphone Xiaomi lebih murah menghadirkan tantangan bagi pemimpin pasar antara lain Samsung Electronics Co Ltd dan Apple Inc.  Selain smartphone, Xiaomi membuat peralatan rumah tangga, gadget yang terhubung ke internet termasuk skuter, pembersih udara dan rice cookers.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya