Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengungkapkan, investasi menjadi penolong ekonomi Indonesia dalam satu tahuh terakhir. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan investasi sebagai pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi.
Thomas menyatakan, sejak awal masa pemerintahannya, Jokowi ingin agar ekonomi Indonesia tidak lagi bergantung pada konsumsi, tetapi investasi dan ekspor.
"Tiga tahun lalu Presiden mewacanakan jika pertumbuhan ekonomi harus beralih dari konsumsi ke produksi, ke investasi. Dan dalam empat kuartal terakhir yang benar-benar menyelamatkan ekonomi kita hanya investasi," ujar dia dalam acara Investment Award 2018 di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, lanjut dia, reformasi birokrasi an penyederhanaan perizinan juga menjadi hal yang paling mendapatkan apresiasi dari masyarakat, selain infrastruktur dan program bantuan sosial.
"Saya lihat di sebuah artikel, dalam survei, yang paling dihargai masyarakat terhadap pemerintahan, pertama infrastruktur, kemudian Kartu Indonesia Sehat-Kartu Indonesia Pintar, kemudian layanan perizinan," kata dia.
Namun demikian, capaian ini dinilai masih tidak cukup. Menurut Thomas, pemerintah baik pusat maupun daerah masih harus terus memperbaiki pelayanan perizinannya. Hal ini agar investasi bisa lebih banyak masuk dan menjadi penggerak ekonomi nasional.
‎"Yang menjadi penting dalam menggenjot investasi adalah pelayanan. Itu wajah yang kita tampilkan pada investor setelah kita bujuk dengan insentif dan lain-lain. Kalau pelayanan tidak baik, dia (investor) kecewa, ya pulang," tandas dia.
Syarat Agar Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa di Atas 6 Persen
Sebelumnya, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi pada angka 6 persen. Dengan syarat, motor penggerak pertumbuhan ekonomi tidak hanya di pulau Jawa tetapi diseluruh Indonesia.
"Sebenarnya Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi 6 persen atau lebih. Tapi 6 persen itu dengan syarat sebenarnya, bahwa motor pertumbuhan tidak hanya jawa Sumatera tapi seluruh Indonesia yang terkoneksi dengan baik," ujar Bambang pada Selasa 10 Juli 2018.
Bambang mengatakan, selama ini fokus pertumbuhan masih ada di Pulau Jawa, padahal Indonesia masih punya banyak daerah yang dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah telah berupaya melakukan pemerataan melalui pembangunan infrastruktur.
"Punya infrastruktur dasar memadai, pajaknya juga relatif memadai, dan pendukung pertumbuhan ekonomi tidak hanya satu. Seperti di Australia misalkan tidak hanya Sidney ada Perth ada sumbangan negara bagian lain. Kita harapkan orang mau bekerja di kota manapun di Indonesia, karena setiap kota manapun bisa menjamin kehidupan yang layak dan pekerjaan yang memenuhi harapan," jelasnya.
Mantan Menteri Keuangan tersebut menambahkan, target jangka oendek pemerintah adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru di luar Jawa. Sehingga pendukung pertumbuhan ekonomi dapat bersifat jangka panjang.
"Jadi memang lebih baik menciptakan pusat pertumbuhan sebanyak mungkin di luar jawa, di mana pusat pertumbuhan itu sustainable jadi bukan hanya pusat pertumbuhan temporer kemudian hilang," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement