Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas cabai, antara lain cabai rawit merah, cabai rawit hijau, dan cabai merah keriting di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, terpantau naik menjelang akhir pekan.
Pedagang mengaku itu disebabkan lantaran minimnya stok dari pihak pengepul. Salah seorang pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Uus (50), mengaku harga cabai rawit merah yang dijualnya saat ini terus meroket hingga Rp 70 ribu per kg.
"Cabai rawit merah lagi naik, dari Rp 60 ribu per kg jadi Rp 70 ribu per kg. Baru tiga hari ini naiknya. Penyetor bilang kosong, soalnya petani ngirim ke agennya telat," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Kenaikan harga jual cabai rawit merah juga diikuti oleh cabai rawit hijau yang dimiliki Uus, yakni dari Rp 45 ribu per kg jadi Rp 50 ribu per kg. Begitu pula dengan cabai merah keriting, yang melonjak dari Rp 35 ribu per kg jadi Rp 40 ribu per kg. "Semua cabai-cabaian sekarang lagi pada naik," dia mengeluhkan.
Berbanding terbalik dengan produk cabai-cabaian, komoditas bawang di tempatnya kini mulai turun harga jualnya. Sebagai contoh, Uus mengatakan, bawang merah per kilogram yang ditawarkannya kini turun Rp 5 ribu.
"Bawang merah turun, dari Rp 35 ribu per kg jadi Rp 30 ribu per kg. Kirimnya lagi banjir (dari pengepul)," ujar dia.
Sementara itu, harga bawang putih bulat dan bawang putih cutting terpantau stabil. Bawang putih bulat dijual Uus Rp 25 ribu per kg, sedangkan bawang putih cutting Rp 30 ribu per kg.
Sedikit berbeda dengan bawang bombay yang justru harganya meningkat. "Bombay naik, sekarang Rp 18 ribu per kg. Tadinya Rp 15 ribu (per kg)," ungkapnya.
Untuk harga produk sayuran lain, dia menyampaikan, ada yang naik juga ada yang turun. "Tomat sekarang jadi Rp 12 ribu per kg, tadinya Rp 10 ribu per kg. Sudah seminggu. Tapi kentang turun, dari Rp 15 ribu (per kg) jadi Rp 12 ribu (per kg), udah semingguan juga," ujar dia.
Â
Pasokan Minim, Harga Cabai Rawit Merah Masih Tinggi
Sebelumnya, harga sejumlah komoditas sayuran di pasar tradisional masih terpantau tinggi pada Senin (16/7/2018). Hal itu disebabkan pasokan dari pihak pengepul yang masih terbatas. Salah satunya, harga cabai rawit merah.Â
Uus (50), pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama, mengatakan harga cabai rawit merah terus naik sejak pekan lalu, dan kini ia menjualnya pada kisaran Rp 60 ribu per kg.
"Rawit merah lagi naik, Rp 60 ribu (per kg), tadinya Rp 40 ribu (per kg). Sudah seminggu ini naiknya," keluh dia kepada Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin, 16 Juli 2018.
Uus menambahkan, harga cabai meroket lantaran pasokan dari pengepul kurang. "Kosong," jawabnya singkat.
Jika ditelusuri lebih jauh, harga cabai rawit merah yang kini dijual Uus justru cenderung masih berada di bawah harga pasaran. Sebab, pedagang lain di tempat yang sama seperti Utin (47) menyampaikan, harga cabai rawit merah stabil tinggi pada angka Rp 65 ribu sejak sepekan lalu.
"Masih 65 ribu per kg, sama seperti kemarin-kemarin. Belum turun lagi harganya," ungkap Utin.
Sementara itu, kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas cabai lain, seperti cabai rawit hijau dan cabai merah keriting. Uus menyatakan, cabai rawit hijau di tempatnya adalah Rp 45 ribu per kg, naik dari harga normal Rp 30 ribu per kg.
"Kalau cabai merah keriting sekarang Rp 35 ribu per kg, biasanya aja Rp 30 ribu (per kg)," ujar dia.
Lonjakan harga jual pun ikut berdampak pada komoditas sayuran lain di lapak dagangannya. Seperti kentang, yang sudah sepekan ini naik dari Rp 10 ribu per kg jadi Rp 14 ribu per kg. Begitu juga tomat buah, yang menanjak dari Rp 10 ribu per kg menjadi Rp 12 ribu per kg.
Beda cerita dengan komoditas bawang, yang justru harganya menurun dalam waktu dekat ini. Uus mengumumkan, bawang merah yang ia tawarkan saat ini harganya Rp 30 ribu per kg, turun dari Rp 35 ribu per kg.
"Sudah semingguan ini turunnya. Bawang putih (bulat) juga, dari Rp 35 ribu (per kg) sekarang Rp 30 ribu (per kg). Kalau yang (bawang putih) cutting itu Rp 35 ribu (per kg), sebelumnya Rp 40 ribu (per kg)" ucapnya.
Penurunan harga ini, kata dia, disebabkan oleh jumlah permintaan pasar yang banyak. "Mereka (pengepul) beralasan katanya permintaan lagi banyak," Uus menandaskan.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement