Menhub Tinjau Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu

Letak geografis Bengkulu yang dilalui bukit menjadikan bandara merupakan alat transportasi strategis bagi penduduk setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2018, 18:32 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2018, 18:32 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi.
Menhub Budi Karya Sumadi.Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu. Peninjauan bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi gedung keberangkatan yang dinilai perlu ada peningkatan.

Ke depan, rencananya bandara ini akan dikelola PT Angkasa Pura II. "Saat ini Bandara Fatmawati masih dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Saya ingin Angkasa Pura II bisa ikut mengelola bandara ini," kata Menhub Budi seperti dikutip Antara, Sabtu (4/8/2018).

Menhub mengatakan letak geografis Bengkulu yang dilalui bukit menjadikan bandara merupakan alat transportasi strategis bagi penduduk setempat, sehingga perlu keberadaan bandara yang lebih baik.

Jika dilalui jalan darat, seperti kereta api akan memakan biaya yang besar sehingga transportasi udara adalah pilihan yang paling tepat. "Dengan adanya bandara yang lebih baik maka bisa meningkatkan pariwisata datang ke Bengkulu," kata dia.

Bandara dengan panjang landas pacu 2.470 m x 150 meter persegi dengan permukaan aspal merupakan bandar udara kelas I yang dikelola Unit Pelayanan Terpadu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Jenis pesawat terbesar yang bisa beroperasi di bandara ini adalah Airbus A320 dan Boeing 737.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bandara Sukabumi Ditargetkan Beroperasi 2020

20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Jawa Barat merupakan penyangga Provinsi DKI Jakarta dengan penduduk paling banyak di Indonesia yaitu 48 juta jiwa. Untuk itu, pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah itu.

Tak hanya membangun Bandara Kertajati di Majalengka dan Pelabuhan Patimban di Subang, pembangunan infrastruktur transportasi juga dilakukan di Sukabumi. Salah satunya dengan membangun bandara Sukabumi.

"Kita akan bangun Bandara di Sukabumi yang Insya Allah selesai tahun 2020. Jadi Jakarta ke Sukabumi hanya 30 menit," kata Budi Karya dalam Dialog Nasional Seri-16 di Bandung, Rabu (18/7/2018).

Tak hanya itu, pemerintah juga membangun jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi agar waktu tempuh melalui jalur darat bisa lebih cepat. "Saya dapat keluhan bahwa waktu tempuh dari Jakarta sampai Sukabumi hingga 6 jam. Ini kami bangun kereta api dengan 2 jalur. Jika selesai, kalau sekarang waktu tempuh dari Bogor ke Sukabumi kira-kira 3-4 jam, nanti kira-kira 45 menit,"terang dia.

Budi Karya meyakini dengan pembangunan fasilitas transportasi tersebut akan menjadikan Sukabumi sebagai pusat pariwisata di Jawa Barat. Kemudian pada wilayah kota Bandung, Menhub mengatakan akan membangun Light Rail Transit (LRT). Fasilitas transportasi ini akan memberi kemudahan bagi masyarakat dan mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandung.  

"Kalau mau jalan-jalan nanti di Bandung juga ada kereta api. Untuk kota Bandung ada LRT metro kapsul, kereta cepat dengan monorail dari Jakarta ke Bandung dan juga berkeliling di kota Bandung juga lebih mudah. Tujuannya naik mobil dan sepeda motor menyebabkan macet, nanti dengan monorail lebih murah dan ramah lingkungan," urainya.

Untuk itu, dia berharap peran serta masyarakat Jawa Barat dalam mendukung pembangunan pemerintah dan mempergunakan fasilitas transportasi tersebut dengan baik. 

"Kita harapkan masyarakat Jawa Barat aktif untuk mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah. Serta berpartisipasi untuk bersama sama mengembangkan atau mempergunakan," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya