Liputan6.com, Serang - PT Barata Indonesia (Persero) kembali mengantongi kontrak dari proyek Pabrik Gula. Kali ini, Barata Indonesia menandatangani kontrak dengan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) terkait pengerjaan proyek Pabrik Gula (PG) Gempolkrep serta Pabrik Bioethanol di Mojokerto, Jawa Timur milik PTPN X .
Penandatangan tersebut dilakukan Direktur Utama, Silmy Karim serta Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo, serta disaksikan Tim Kejaksaan Jawa Timur, pada Senin (27 Agustus 2018) di Kantor PTPN X di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga
Erika Carlina Ketempelan Lelembut akibat Adegan Berani di Lokasi Pabrik Gula, Syuting Libur 1 Hari
Top 3 Islami: Kisah Kenakalan Gus Miek saat Mondok di Lirboyo, Kemarahan KH Hasyim Asy'ari Nyaris Bikin Pabrik Gula Belanda Bangkrut
Saat Kemarahan KH Hasyim Asy'ari Nyaris Bikin Bangkrut Pabrik Gula Belanda, Kisah Karomah Wali
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi, Wahyu Kuncoro mengatakan, proyek PG Gempolkrepp-Mojokerto milik PTPN X merupakan bagian dari program revitalisasi pabrik gula milik BUMN. Program ini dilakukan guna mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan swasembada gula.
Advertisement
"Revitalisasi Pabrik Gula milik BUMN akan meningkatkan produksi gula, sekaligus akan mendukung terwujudnya swasembada gula nasional," ujar Wahyu dalam keterangannya, Senin (27/8/2018).
Dalam kontrak tersebut, Barata Indonesia sebagai kontraktor tunggal, akan mengerjakan proyek peningkatan kapasitas PG Gempolkrep yang sebelumnya berkapasitas 6.500 TCD menjadi 8.000 TCD. Proyek ini akan terintegrasi dengan Pabrik Bioethanol dan Co generation, Gempol krep PTPN X.
Total nilai proyek yang digarap Barata Indonesia dari pengerjaan proyek tersebut mencapai Rp 866 miliar, dengan lama pengerjaan 15 bulan. Pada proyek PG Gempolkrep, Barata Indonesia menggandeng teknologi provider dari Sutech Thailand.
Proyek Keempat
Sementara itu, Direktur Utama Barata Indonesia Silmy Karim mengatakan proyek PG Gempolkrep merupakan proyek industri gula keempat yang berhasil diperoleh Barata Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
"Dengan pengalaman yang telah dimiliki oleh Barata Indonesia selama satu abad di industri gula, kami memang ingin menjadi solution provider bagi proyek –proyek industri Agro, khususnya industri gula nasional,” imbuh dia.
Sebelum mendapatkan proyek PG Gempolkrep, Barata Indonesia juga berhasil mendapatkan proyek revitalisasi PG Rendeng, PG Asembagus serta PG Bombana.
Diperolehnya proyek Pabrik Gula ini, semakin memantapkan posisi Barata Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki kompetensi mumpuni di bidang Industri Gula.
Hal ini juga sejalan dengan keinginan dari perusahaaan untuk memberikan kontribusi terhadap terciptanya ketahanan pangan nasional, lewat proyek –proyek strategis pemerintah.
Advertisement