Normalisasi Kebijakan The Fed Bikin Investasi Asing di RI Turun

Salah satu yang membuat investor enggan menanamkan dana adalah defisit transaksi berjalan pada semester I-2018 yang mencapai USD 13,7 miliar.

oleh Merdeka.com diperbarui 10 Sep 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2018, 18:15 WIB
Rapat Dewan Gubernur BI Memutuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI, Perry Warjiyo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto dan Deputi Gubernur senior BI Mirza Adityaswara saat jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/06). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat arus masuk investasi pada semester I 2018 tercatat mengalami pertumbuhan minus USD 1,1 miliar. Angka ini jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan arus masuk investasi pada 2016 dan 2017 masing-masing mencapai USD 19 miliar dan USD 20,6 miliar.

Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, arus investasi pada semester I 2018 sebagian besar dipengaruhi oleh normalisasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan kondisi perang dagang Amerika Serikat terhadap China. AS sendiri telah menaikkan suku bunga acuan hingga 2,5 persen tahun ini.

"Sumber utama pelemahan kurs ditengah interest rate AS yang terus meningkat dan belum berhenti. Ditambah dengan perang dangan AS dan China, yang mana Tiongkok merespons dengan pelemahan kursnya," ujar Mirza di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/9).

Mirza mengatakan, salah satu yang membuat investor enggan menanamkan dananya adalah defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia pada semester I-2018 yang telah mencapai USD 13,7 miliar. Sementara tahun lalu secara tahunan CAD hanya mencapai USD 17,3 miliar.

"Nah ini (CAD) yang memang harus dikendalikan. Jadi memang upaya pemerintah dan BI dengan melakukan penjadwalan. Beberapa proyek-proyek infrastruktur dan juga B20 disambut juga positif oleh investor. Tapi tentu investor akan lihat implementasi dan realisasi terkait hal ini," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perizinan Terpadu

20151117-Gubernur BI Gelar Konferensi Pers Triwulan III Bank Indonesia
Deputi Gubernur BI Senior Mirza Adityaswara (kiri) bersama Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo berbicang saat menggelar konferensi pers Triwulan III Bank Indonesia (BI) di Gedung BI, Jakarta, Selasa (17/11/2015). (Liputan6.com/Angga Yunia)

Mirza menambahkan, kebijakan pemerintah memberlakukan sistem perizinan terpadu secara online atau online single submission (OSS) cukup mampu menarik minat investor. Namun demikian, realisasi hasil OSS ini masih memerlukan waktu.

"Sisi positifnya dari pemerintah terus melakukan upaya mengundang PMA (Penanaman Modal Asing) masuk ke Indonesia, termausk terakhir juga dengan OSS. Memang ini butuh waktu terefeleksi didalam PMA yang masuk," jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya