Garuda dan Wings Jadi Maskapai Komersial Pertama yang Mendarat di Palu

pesawat yang mungkin diakomodir oleh Bandara Palu adalah kualifikasi pesawat dengan jenis ATR, Bombardier CRJ1000, dan pesawat 737-500 atau 737 classic.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Okt 2018, 09:45 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 09:45 WIB
Penerbangan Perdana Garuda ke Dili
Pesawat Garuda Indonesia disiapkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (24/10/2014), untuk penerbangan perdananya dengan tujuan Dili, Timor Leste. (Antara Foto/Rosa Panggabean)

Liputan6.com, Jakarta - Beroperasi secara terbatas pasca gempa dan tsunami pada Jumat 27 September pekan lalu, akhirnya pada Senin kemarin Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu dapat didarati pesawat komersial. Terdapat dua maskapai komersil yang berhasil mendarat di bandara ini.

“Pada Senin sudah tercatat ada dua pesawat Wings Air dan Garuda Indonesia mendarat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri dan kami harapkan jumlah dari penumpang yang bisa diserap lebih banyak,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Selasa (2/10/2018).

Sampai saat ini Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu masih beroperasi terbatas dan hanya dapat melayani penerbangan pesawat tipe tertentu.

Saat ini, pesawat yang mungkin diakomodir oleh Bandara Mutiara Sis Al-Jufri adalah kualifikasi pesawat dengan jenis ATR, Bombardier CRJ1000, dan pesawat 737-500 atau 737 classic.

"Dari perkiraan kami akan ada kemungkinan paling tidak 40 take off-landing, jadi 20 landing dan 20 take off, itu adalah kapasitas yang biasa diterima atau dikelola oleh bandara ini,” jelas Budi.

Kementerian Perhubungan berupaya maksimal agar pelayanan di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu lebih efektif dan lebih produktif mengangkut penumpang dan kargo logistik kebutuhan pengungsi.

 

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pelabuhan Pantoloan

Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Orang-orang berjalan melewati mayat (penutup biru) setelah gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AFP /OLA GONDRONK)

Selain akan mengoptimalkan bandara, pelayanan di Pelabuhan Pantoloan juga akan dimaksimalkan. Pelabuhan Pantoloan menurut Budi Karya adalah pelabuhan yang cukup besar dan hanya berjarak 40 kilometer dari Kota Palu.

Meskipun merupakan salah satu infrastruktur terdampak namun kata Budi pelabuhan ini masih dapat mendukung mobilisasi barang dan orang.

“Saya sudah memerintahkan KSOP, PT Pelindo III, dan ASDP untuk menggunakan pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan yang bisa mengangkut penumpang secara massive dan juga bisa digunakannya pengangkutan logistik dari beberapa kota yang ada," Kata dia. 

"Dari apa yang kami terima sudah ada kapal ASDP yang mendarat dari Toli-Toli. Senin pagi sudah ada 2 kapal dari Bitung dan dari satu kapal dari Balikpapan sudah mulai mengangkut barang-barang, artinya Pelabuhan Pantoloan sudah difungsikan untuk angkut penumpang,” tutup Budi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya