Liputan6.com, Palu - Ribuan warga korban gempa dan tsunami memadati Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, sejak pagi tadi, Senin (1/10/2018). Mereka berebut agar bisa segera dievakuasi dari Kota Palu ke Kota Makassar.
Tak hanya memadati bandara hingga mengakibatkan pesawat tidak bisa mendarat, ribuan warga itu juga menyandera pesawat Hercules tipe A-1336 yang berada di Bandara Mutiara Sis Al Jufri. Padahal, pesawat itu harusnya segera berangkat lagi ke Makassar untuk mengevakuasi korban gempa.
"Iya, pesawat sempat tersandera oleh warga di sana. Mereka berebut untuk bisa segera dibawa keluar dari Kota Palu," kata Kepala Penerangan Pangkalan Udara Hasanuddin, Mayor Sus Henny Purwani, kepada Liputan6.com, Senin (1/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Padahal, kata Henny, pesawat Hercules itu memang difungsikan untuk mengevakuasi korban gempa dari Palu ke Makassar atau dari Palu ke Jakarta. "Makanya penerbangan sempat kita hentikan sementara, apalagi di sana sempat terjadi chaos," sambungnya.
Aparat gabungan yang bertugas di Bandara Mutiara Sis AL Jufri kemudian melakukan berbagai cara untuk menenangkan korban gempa yang memadati landasan pacu. Setelah memberi pemahaman dan pengarahan kepada ribuan korban gempa Palu dan Donggala itu, pesawat Hercules akhirnya bisa kembali beroperasi.
"Sekarang sudah beroperasi lagi. Sejak pukul 14.15 Wita sudah beroperasi lagi," jelas Henny.
Henny juga menjelaskan bahwa saat ini Pangkalan Udara Hasanuddin mengoperasikan dua buah pesawat Hercules. Pesawat Hercules yang terbang bolak-balik dari Makassar ke Palu itu hanya bisa menampung 200 orang.
"Kalau dari Makassar kita bawa bantuan berupa logistik dan tim medis, kalau dari Palu kita bawa korban bencana untuk dievakuasi," dia menandaskan.
Saksikan video menarik pilihan berikut :