Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 pada acara Indonesia Industrial Summit (ISS) 2018.
Melalui implementasi Industri 4.0 diharapkan proses produksi manufaktur menjadi semakin efisien, sehingga terjadi peningkatan produktivitas dan daya saing.
Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunan Produk Dalam Negeri, Kementerian Perindustrian, Imam Haryono, mengatakan langkah akselerasi penerapan Industri 4.0 dimulai dari sosialisasi.
Advertisement
Hal ini penting guna untuk menjadikan Industri 4.0 sebagai agenda nasional dalam menyiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur digital.
Baca Juga
"Kuncinya Industri 4.0 itu antara lain SDM dan infrastruktur digital. Sementara teknologi diperlukan guna membangun konektivitas yang terintegrasi," kata Imam dalam acara Indonesia Qualitiy & Safety Forum, di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Imam mengatakan, berdasarkan survei McKinsey 2018, teknologi digital dapat memberi sumbangsih sebesar USD 3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Atau setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB).
"Revolusi Industri 4.0 merupakan lompatan besar di sektor manufaktur, dengan pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis inrernet," ujar dia.
Imam mengungkapkan, sebagaimana pada poin tiga dalam 10 inisiatif Making Indonesia disebutkan Indonesia harus mampu mengakomodasi standar-standar keberlanjutan.
Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan industri nasional yang berbasis teknologi.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Selanjutnya
Sementara itu, Qualis Indonesia sebagai laboratorium independen berharap teknologi di industri laboratorium pengujian khususnya di Indonesia dapat diperbarui secara konstan serta mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
"Dukungan pemerintah dalam bentuk penyusunan regulasi yang pro terhadap inovasi teknologi untuk melakukan pengujian dan evaluasi terhadap hasil uji laboratorium," kata Business Development Manager Qualis Indonesia, Hadi Sanjaya.
Hadi mengatakan, meski didukung oleh teknologi namun kompetensi manusia tetap menjadi aspek utama diperusahaanya.
"Di sisi lain kita juga memiliki keuntungan yang tinggi pada teknologi untuk melakukan pengujian dan evaluasi terhadap hasil uji laboratorium," kata dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement