BI: Perang Dagang Tekan Pertumbuhan Ekonomi Global

BI juga menyebutkan ketidakpastian di pasar keuangan global membuat investor global menempatkan dana di AS.

oleh Merdeka.com diperbarui 23 Okt 2018, 19:24 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 19:24 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melihat pertumbuhan ekonomi global saat ini sesuai perkiraan yaitu lebih rendah dari proyeksi semula.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, menyebutkan kondisi ekonomi global yang melemah tersebut disertai ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

"Di satu sisi, ekonomi AS diprakirakan makin kuat didukung permintaan domestik yang kemudian menyebabkan ekspektasi inflasi AS tetap tinggi dan akan direspons the Fed dengan tetap menaikkan suku bunga kebijakannya," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Namun di sisi lain, ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Eropa dan negara-negara berkembang, termasuk Tiongkok, akan lebih rendah dari proyeksi semula. "Yang pada gilirannya menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi secara global," ujar dia.

Penurunan proyeksi ekonomi global tersebut disebutkan juga dipengaruhi ketegangan hubungan dagang antara AS dan negara lain yang kemudian menurunkan volume perdagangan dunia. Harga komoditas ekspor Indonesia tumbuh lebih lambat, di tengah harga minyak dunia yang terus meningkat.

Sementara itu, ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih tinggi juga mendorong investor global menempatkan dananya di aset-aset yang dianggap aman, khususnya di AS.

"Berbagai perkembangan tersebut pada gilirannya mengakibatkan dolar AS terus menguat dan akhirnya membuat tren pelemahan banyak mata uang negara berkembang berlanjut sampai dengan pertengahan Oktober 2018," ujar dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara. (Yayu Agustini Rahayu Achmud/Merdeka.com)
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara. (Yayu Agustini Rahayu Achmud/Merdeka.com)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 melambat atau tidak sekuat perkiraan awal. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebutkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama dipengaruhi penurunan ekspor netto.

"Konsumsi tetap baik didukung daya beli yang terjaga dan belanja terkait pemilu serta keyakinan konsumen yang tetap tinggi," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Selasa 23 Oktober 2018.

Sementara itu, investasi masih tumbuh cukup tinggi ditopang baik investasi bangunan, terkait proyek infrastruktur dan properti, maupun investasi nonbangunan.

"Namun, kenaikan pertumbuhan ekspor tidak sekuat proyeksi, di tengah impor yang tumbuh tinggi," ujarnya.

Pertumbuhan ekspor lebih terbatas disebabkan kinerja ekspor komoditas andalan, seperti pertanian dan pertambangan, yang tidak sekuat perkiraan.

Sementara itu, impor tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik, meskipun pertumbuhan impor bulanan telah menunjukkan perlambatan.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan berada pada kisaran bawah 5,0-5,4 persen," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya