BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat

Perlambatan pertumbuhan ekonomi RI terutama dipengaruhi penurunan ekspor nasional.

oleh Merdeka.com diperbarui 23 Okt 2018, 15:12 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 15:12 WIB
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara. (Yayu Agustini Rahayu Achmud/Merdeka.com)
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara. (Yayu Agustini Rahayu Achmud/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 melambat atau tidak sekuat perkiraan awal. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebutkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama dipengaruhi penurunan ekspor netto.

"Konsumsi tetap baik didukung daya beli yang terjaga dan belanja terkait pemilu serta keyakinan konsumen yang tetap tinggi," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Sementara itu, investasi masih tumbuh cukup tinggi ditopang baik investasi bangunan, terkait proyek infrastruktur dan properti, maupun investasi nonbangunan.

"Namun, kenaikan pertumbuhan ekspor tidak sekuat proyeksi, di tengah impor yang tumbuh tinggi," ujarnya.

Pertumbuhan ekspor lebih terbatas disebabkan kinerja ekspor komoditas andalan, seperti pertanian dan pertambangan, yang tidak sekuat perkiraan.

Sementara itu, impor tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik, meskipun pertumbuhan impor bulanan telah menunjukkan perlambatan.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan berada pada kisaran bawah 5,0-5,4 persen," tutupnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor Turun

20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada September 2018 turun 6,58 persen dibanding Agustus 2018. Pada Agustus, ekspor tercatat sebesar USD 15,87 miliar, sementara pada September sebesar USD 14,83 miliar.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, jika dibandingkan ekspor pada September 2017 maka ekspor bulan lalu naik sebesar 1,7 persen. Di mana pada periode yang sama tahun lalu ekspor tercatat sebesar USD 14,58 miliar.

"Dibandingkan ekspor September 2017 turun sebesar 1,7 persen. September 2017 ekspor sebesar USD 14,58 Miliar," ujar Yunita pada Senin 15 Oktober 2018.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya