Liputan6.com, Jakarta - Citibank N.A. Indonesia (Citibank) mencatatkan pertumbuhan kredit melesat 22 persen hingga kuartal III 2018. Melampaui target pertumbuhan kredit 2018 yang dipatok 8 persen.
Chief Executive Officer Citibank N.A. Indonesia, Batara Sianturi, menyebutkan kredit hingga kuartal III 2018 tumbuh 22 persen  secara year on year (yoy) atau periode sama pada tahun sebelumnya menjadi Rp 48,5 triliun.
"Pertumbuhan kredit ini juga ditunjang oleh momentum pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang baik sebesar 10 persen, sehingga memungkinkan Bank untuk mempertahankan rasio lending-to-funding (RIM) yang solid yaitu sebesar 76,5 persen," kata Batara dalam acara paparan kinerja di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia menuturkan, pertumbuhan kredit juga didorong dari lini institutional banking yaitu sebesar 32 persen.Â
"Lini institusional banking kebanyakan dari klien di sektor keuangan, pertambangan dan manufaktur. Untuk institusional banking pertumbuhan kredit 32 persen sehingga mendongkrak overall 22 persen," ujar dia.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bruto dan netto masing-masing sebesar 2,37 persen dan 0,70 persen. "Sektor manufaktur terbanyak NPL," ujar dia.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Laba Citibank Turun Rp 515 Miliar pada Semester I 2018
Sebelumnya, laba bersih Citibank Indonesia mencapai Rp 835 miliar sepanjang semester I-2018. Laba tersebut menurun sebesar Rp 515 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 1,35 triliun.
Chief Executive Officer Citibank Indonesia, Batara Sianturi mengatakan, penurunan laba bersih karena pihaknya melakukan langkah pencadangan kerugian pada tahun ini.
"Tahun lalu sangat baik labanya. Sekarang (2018 laba turun) karena ada pencadangan di tahun ini menjadi negatif, karena benefit-nya berkurang," kata Batara di Ritz Carlton, Jakarta, Senin, 13 Agustus 2018.
Kendati demikian, CitiBank tetap mencatatkan pertumbuhan aset yang tinggi, tingkat permodalan serta kualitas aset Bank tetap terjaga, dengan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 24,05 persen dan rasio Non Performing Loan bruto dan netto masing-masing sebesar 2,34 persen dan 0,92 persen.
"Citibank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia sebagaimana ditunjukkan dengan pertumbuhan kredit year-on year yang mencapai double digit. Citibank Indonesia memiliki neraca yang kokoh dengan tingkat permodalan yang sangat memadai dan likuid. Kami dalam posisi yang baik untuk dapat terus mendukung aspirasi pertumbuhan nasabah kami serta memperdalam hubungan jangka panjang dengan mereka," ujarnya.
Di lini bisnis institutional banking, Citi Treasury and Trade Solutions (TTS) mencatat pertumbuhan yang kuat. "TTS menyediakan layanan perlindungan penipuan guna mencegah penggunaan Commercial/Corporate Card secara tidak sah pada saat melakukan transaksi secara online,"Â ujar dia.
Sementara itu, di ranah digital banking, lebih dari 55 persen dari total nasabah telah mendaftar ke internet banking (Citibank Online) dan mobile banking (Citi Mobile).
"Khususnya untuk mobile banking, pengguna Citi Mobile telah meningkat secara signifikan sebesar 70 persen year on year hingga Juni 2018. Penetrasi e-statement Citibank Indonesia juga tinggi, mencapai hampir 83 persen, yang menjadikannya sebagai salah satu yang tertinggi di wilayah Asia Pasifik. Di ritel banking, Citigold mengadakan Citigold lntergeneration Successor Program khusus bagi generasi penerus nasabah Citigold," dia menandaskan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement