Bertemu Xi Jinping di KTT APEC, Jokowi Bakal Bahas Defisit Perdagangan

Di sela rangkaian KTT tersebut, Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan tiga kepala negara yang hadir.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Nov 2018, 18:14 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2018, 18:14 WIB
20160905-Jokowi-Hadiri--KTT-G20-Tiongkok-Setpres
Presiden RI Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping saat menghadiri KTT G20 di Hangzhou, Tiongkok, (4/9). Jokowi akan menjadi pembicara utama sesi 2 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (Setpres/Bey Machmudin)

Liputan6.com, Papua Nugini - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) di Papua Nugini. Di sela rangkaian KTT tersebut, Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan tiga kepala negara yang hadir.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Masrudi mengatakan, ketiga kepala negara yang akan 'bertemu empat mata' dengan Presiden Jokowi yaitu Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill dan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Rick Houenipwela.

Dengan Xi Jinping, Jokowi akan membahas soal kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Hal ini salah satunya guna menekan defisit perdagangan Indonesia terhadap China.

"Dengan RRT tentu mengenai masalah kerjasama ekonomi perdagangan dengan upaya untuk mengurangi defisit perdagangan kita dengan RRT. Kemarin untuk pertama kalinya kita ikut promosi 11/11 yang hasilnya juga cukup bagus. Baru-baru ini RRT melaksanakan The First International Export Expo di mana Indonesia menjadi negara kehormatan dalam Expo tersebut," ujar dia di Port Moresby, Papua Nugini, Jumat (16/11/2018).

Kemudian, dengan Peter O'Neill, Jokowi juga akan berbicara terkait kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Papua Nugini. Potensi kerjasama kedua negara dinilai sangat besar mengingat Papua Nugini merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

‎"Untuk Papua Nugini, tentunya untuk mereiterasi dukungan terhadap Papua Nugini. Kemudian Presiden juga akan bicara mengenai masalah kerjasama ekonomi. Hampir sama seperti yang saya sampaikan kepada Menteri Luar Negeri-nya tetapi tentu ada flavour-flavour yang berbeda karena ini pada tingkat leaders," ungkap dia.

 

Jokowi
Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara dengan Rick Houenipwela, lanjut Retno, ini akan menjadi pertemuan pertama Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Kepulauan Solomon tersebut. Isu yang akan dibahas oleh kedua kepala negara yaitu terkait masalah kemaritiman.

"Pasifik Selatan merupakan salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia, karena dengan kondisi pulau-pulau kecil, kita memiliki kesamaan dengan mereka. Termasuk diantaranya untuk isu climate change, karena sebagian besar pulau-pulau Indonesia juga merupakan pulau-pulau kecil. Dan masalah kerjasama maritim, ini menjadi fokus prioritas Indonesia," kata dia.

Menurut Retno, masalah kelautan merupakan fokus pemerintah Indonesia. Hal tersebut telah disampaikan Indonesia saat menjadi tuan rumah Our Oceana Conference di Bali pada 29-30 Oktober 2018 lalau.

"Oleh karena itu kita menjadi tuan rumah Our Ocean Conference. Kita sekarang giat untuk mengkampanyekan pengurngan sampah plastik di laut. Pada saat kemarin kita bicara di KTT ASEAN salah satu yang kita sponsori di dalam EAS adalah EAS Leaders Statement on Combating Marine Plastic Debris. Jadi kita secara konsisten memperkuat kerjasama di bidang yang terkait masalah dan kemaritiman yang dalam beberapa hal kepentingannya sama dengan negara-negaraa Pasifik lain," tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya