Sepi Sentimen, Harga Emas Tergelincir

Harga emas melemah usai sentuh level tertinggi sejak Juli karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Des 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas melemah usai sentuh level tertinggi sejak Juli karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Harga emas yang tertekan ini menghentikan kenaikan dua sesi berturut-turut.

Harga emas untuk pengiriman Februari melemah USD 4 atau 0,3 persen ke posisi USD 1.242,60 per ounce. Sedangkan harga perak susut 0,4 persen menjadi USD 14.582 per ounce, harga logam itu berakhir satu persen lebih tinggi pada perdagangan Selasa.

"Pelaku pasar melihat dua peristiwa penting dalam beberapa hari mendatang. Perkembangan yang sedang berlangsung di Brexit dan bagaimana faktor ini dapat memicu pergerakan lebih besar di pasar dan data payroll nonpertanian pada Jumat,” ujar Naeem Aslam, Kepala Riset ThinkMarkets UK, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (6/12/2018).

"Jika voting Brexit tidak disetujui, akan menjadi risiko untuk pasar dan bisa melihat harga emas bergerak lebih tinggi. Demikian juga rilis NFP AS yang mendatar akan tambah bahan bakar untuk reli,” tambah dia.

Sementara itu, bursa saham AS tutup peringati hari berkabung nasional untuk mantan Presiden AS George H.W. Bush. Namun, pasar komoditas CME beroperasi dengan jadwal perdagangan regular. Sedangkan pasar yang berbasis di AS berisiko.

 

Selanjutnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sejumlah pelaku pasar mengaitkan hal tersebut dengan harga emas yang tertekan. Investor menjual sejumlah kepemilikannya usai keuntungan pada Selasa.

"Dengan sentimen risiko stabil, pasar emas mengambil keuntungan. Secara keseluruhan waktunya untuk menekan tombol pause hingga pasar buka,” ujar dia.

Kekhawatiran penghentian gencatan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping usai setujui moratorium 90 hari antara Beijing dan Washington juga bayangi pasar. Ditambah sinyal investor obligasi memiliki prospek jangka panjang untuk pasar.

Sementara itu, indeks dolar AS sedikit berubah ke posisi 96,99. Indeks dolar AS turun sekitar 0,3 persen pada pekan ini. Dolar AS menguat menumpulkan permintaan investasi untuk komoditas yang bernilai dolar AS seperti emas.

Data ekonomi lainnya yang akan pengaruhi pasar ke depan antara lain data tenaga kerja, laporan utama the Federal Reserve jelang pertemuan 18-19 Desember 2018.

Sementara itu, harga logam lainnya yaitu palladium naik 0,4 persen menjadi USD 1.184,40 per ounce. Harga platinum untuk pengiriman Januari susut 0,3 persen menjadi USD 802 per ounce dan tembaga di posisi USD 2.774 per pound.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya