Perang Dagang Reda, Harga Emas Cetak Rekor

Harga emas naik ke level tertinggi dalam hampir sebulan pada hari Senin karena dolar AS melemah usai AS dan China menyetujui gencatan senjata.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 04 Des 2018, 06:42 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 06:42 WIB
20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY1
Pegawai menunjukan emas batangan di Jakarta, Senin (10/10). Di awal pekan ini, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) tetap bertahan di Rp 599 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas naik ke level tertinggi dalam hampir sebulan pada hari Senin karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah usai AS dan China menyetujui gencatan senjata sementara, meredakan perang dagang antara kedua negara.

Dikutip dari Reuters, Selasa (4/12/2018), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 1.228,67 per ounce, setelah menyentuh titik tertinggi sejak 7 November di level USD  1.232,22. Emas berjangka AS naik 0,7 persen menjadi USD 1.234.

[bacajuga:Baca Juga](37963379541510  3782557)

"Daya tarik dolar AS sebagai safe haven melunak dan itu mengarah ke kenaikan harga emas," kata Julius Baer, ​​analis Carsten Menke.

"Ini sangat diharapkan dengan asumsi bahwa ada semacam perkembangan positif pada pertemuan G20 dalam hal ketegangan perdagangan antara AS dan China."

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping memutuskan menunda pemberlakuan tambahan tarif dan kembali berunding dalam waktu 90 hari usai bertemu dalam rangkaian pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina.

Pihak Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump tidak akan meningkatkan tarif senilai US$ 200 miliar dari barang-barang China atau menjadi 25 persen seperti yang diumumkan sebelumnya.

Dalam kesepakatan itu, China setuju untuk membeli sejumlah produk pertanian, energi, industri dan barang lainnya. Lalu, kedua negara akan melakukan pembicaraan untuk mengatasi masalah seperti transfer teknologi, kekayaan teknologi, hambatan non tarif, pencurian cyber, dan pertanian.

Keputusan gencatan senjata sementara kedua negara membebani indeks dolar AS sehingga  membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Emas kemungkinan akan mendapatkan dorongan lebih lanjut jika harga berhasil berdiri kokoh di atas USD 1.230 dan terutama jika sanggup melampaui USD 1.235," kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan.

“Dalam hal ini, mungkin ada ruang untuk rally lebih lanjut, dengan target pertama di USD 1.260 dan yang lebih ambisius pada USD 1,300. Pendakian akan menjadi lebih mungkin jika The Fed mengurangi jumlah kenaikan suku bunga pada 2019 dan 2020.”

Tak hanya emas yang mengalami kenaikan harga, paladium naik 0,5 persen menjadi USD 1,183.99 per ounce, harga perak di pasar spot naik 1,5 persen menjadi USD 14,38 dan platinum naik 1,2 persen menjadi USD 807,4.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya