Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik dan mencapai level tertinggi dalam lima pekan pada perdagangan selasa sore di Amerika Serikat (AS). Harga perak juga ikut menguat dan mencapai level tertinggi dalam tiga pekan.
Harga logam mulia yang merupakan instrumen safe haven ini mampu menguat karena investor melarikan dana-dana mereka dari kejatuhan pasar saham yang telah anjlok lebih dari 3 persen pada perdagangan Selasa.
Secara teknikal, harga emas juga mendapat dorongan jangka pendek usai mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan sebelumnya. Saat ini, harga emas berada dalam tren naik di grafik harian.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Kitco, Rabu (5/12/2018), harga emas berjangka untuk pengiriman Februari 2019 naik hingga USD 5,40 per ounce ke level USD 1.245 per ounce. Sedangkan untuuk harga perak untuk pengiriman Maret naik USD 0,156 ke level USD 14,65 per ounce.
Sebagian besar pasar saham di dunia juga mengalami tekanan seperti yang terjadi pada pasar saham AS. Para pedagang di awal cukup euforia karena adanya gencatan senjata perdagangan AS-Cina selama 90 hari.
Namun kemudian komentar dari Presiden AS Donald Trump bahwa kemungkinan besar AS akan mengenakan tarif ke China jika kesepakatan perdagangan gagal langsung menjadi berita buruk bagi investor.
Masalah ini kemungkinan akan terus menghasilkan ketidakpastian di pasar, dengan komentar dari berbagai pejabat pemerintah AS dan China, seperti halnya sebelum pertemuan antara pimpinan AS dan China akhir pekan lalu.
Kematian mantan Presiden AS George H.W. Bush dan hari berkabung nasional Rabu akan menutup pasar saham dan keuangan AS. Pasar berjangka AS lainnya akan tetap terbuka seperti biasa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wall Street Tumbang
Wall Street jatuh lebih dari 3 persen pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelemahan dipimpin oleh saham-saham di sektor perbankan dan industri karena penurunan imbal hasil obligasi AS akibat adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.
Mengutip Reuters, Rabu (5/12/2018), Dow Jones Industrial Average turun 799,36 poin atau 3,1 persen menjadi 25.027,07. Untuk S&P 500 kehilangan 90,31 poin atau 3,24 persen menjadi 2.700,06. Sedangkan Nasdaq Composite turun 283,09 poin atau 3,8 persen menjadi 7.158,43.
Indeks S&P 500 membukukan persentase penurunan harian terbesarnya dalam sekitar dua bulan dan membalikkan keuntungan yang diperoleh seminggu sebelumnya.
BACA JUGA
Indeks acuan saham-saham dengan kapitalisasi kecil yaitu Russell 2000 turun 4,4 persen. Angka ini merupakan penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari tujuh tahun.
Investor Wall Street fokus pada obligasi AS di mana yield 10 tahun jatuh ke titik terendah sejak pertengahan September.
Para analis melihat adanya sinyal kurva imbal hasil inversi, ketika imbal hasil obligasi 10 tahun mengalami pembalikan arah yang sangat cepat.
"Ini adalah ketakutan tentang kurva imbal hasil terbalik dan apa artinya bagi perekonomian dan merupakan prekursor untuk resesi," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services, Hammond, Indiana, AS.
The New York Stock Exchange dan Nasdaq akan ditutup pada hari Rabu, untuk hari berkabung bagi mantan Presiden George H.W. Bush, yang meninggal pada hari Jumat lalu pada usia 94 tahun.
Advertisement