Potensi Industri Digital di Indonesia Capai USD 150 Miliar

Industri kreatif termasuk di dalamnya industri digital di dalam negeri mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Des 2018, 09:45 WIB
Diterbitkan 14 Des 2018, 09:45 WIB
3 Menteri Jokowi Umumkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meluncurkan Paket Kebijakan Ekomomi XVI di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (16/11). Peluncuran ini juga dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menkeu Sri Mulyani. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan ditopang oleh perkembangan usaha rintisan (startup) dan bonus demografi Indonesia pada 2030, potensi nilai industri digital di Tanah Air diperkirakan mencapai USD 150 miliar. Industri ini juga diyakini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi 1-2 persen per tahun.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat membuka Semarak Festival Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Jakarta. “Yang patut disyukuri, industri digital mampu menyerap 17 juta tenaga kerja,” ujar dia, Jumat (14/12/2018).

Dia mengungkapkan, agar industri digital mampu mencapai target tersebut, pemerintah berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan industri ini.

“Industri kreatif termasuk di dalamnya industri digital di dalam negeri mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian. Karena itu, kami terus melakukan peningkatan daya saingnya agar semakin kompetitif di kancah domestik hingga global, bahkan siap memasuki era ekonomi digital,” kata dia.‎

Dalam 3 tahun terakhir, lanjut Airlangga, industri kreatif di Indonesia yang mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada tahun 2015 sektor ini menyumbang sebesar Rp 852 triliun. Kemudian pada 2016 mencapai Rp 923 triliun dan bertambah menjadi Rp 990 triliun di 2017.

"Tahun 2018 diproyeksi tembus hingga Rp 1.000 triliun," lanjutdia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pada tahun ini Kemenperin telah membuka pendaftaran bagi para startup lokal yang ingin mengikuti kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup. Dari kompetisi ini, telah muncul lima peserta terbaik yaitu Neurabot, Bantuternak, MSMB, Khaira Energy dan Pigmi.

Menurut dia, sasaran dari program kompetisi tersebut adalah startup binaan perguruan tinggi, incubator bisnis, pemerintah daerah, bahkan BUMN dan swasta. “Kami senang dengan respons masyarakat terhadap teknologi baru cukup bagus,” ungkap Gati.

Pelaksanaan kegiatan Making Indonesia 4.0 Startup didukung oleh beberapa asosiasi usaha, komunitas dan lembaga yang begerak di bidang teknologi digital, di antaranya Amazon Web Services Indonesia, Asosiasi Cloud Computing, Asosiasi Tech Startup Indonesia, Angel Investor Network Indonesia, dan Block 71 Jakarta, Komunitas Robotika Indonesia, Estubizi Network, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia, serta Rice INTI Bandung.

“Para pendukung program ini akan berkolaborasi bersama-sama untuk mensosialisasikan program, melakukan pembinaan lanjutan kepadapara startup, serta memberikan akses kepada investor,” tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya