Liputan6.com, Brussel - Apakah kamu tipe pegawai yang kerja sambil istirahat? Menurut penelitian, ternyata itu justru bisa merugikan pegawai.
Dilansir dari The Bulletin, sebuah penelitian di Belgia menunjukkan pegawai yang istirahat sambil kerja bisa merugikan diri mereka secara finansial. Kerja saat istirahat pun sama saja seperti kerja gratis.
Advertisement
Baca Juga
Akibatnya, pegawai di Belgia rugi 1.000 euro atau Rp 16 juta (1 euro = Rp 16.093) tiap bulannya akibat tak memakai waktu istirahat sepenuhnya. Pegawai di sana ternyata hanya istirahat selama setengah waktu yang tersedia.
Berdasarkan survei StepStone, rata-rata dari 5.000 pegawai hanya berisitrahat selama 22 menit. Rata-rata jam istirahat yang disediakan perusahaan Belgia adalah 40 menit. Banyak dari mereka juga makan di meja kerja.
Sayang, ada pegawai yang menganggap merasakan tekanan dari atasan agar tidak beristirahat secara full. 28 persen responden di Wallonia mengungkapkan hal itu, dan 13 persen responsen Vlaanderen merasakan hal yang sama.
Lebih lanjut, 15 persen responden hanya makan siang secara singkat agar bisa pulang lebih awal. 10 persen mengaku karena terlalu sibuk, dan 15 persen lain mengaku istirahat siang tidaklah penting.
Ternyata Drama di Kantor Bisa Bikin Pegawai Kurang Tidur
Kekurangan tidur bisa sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang. Tidur delapan jam tiap malam sering disarankan, tetapi realisasinya amat sulit. Dan ternyata, pekerjaan bisa menjadi biangnya.
Dilansir dari The Motley Fool, menurut survei Sleep Judge, sebanyak 1.000 responsden kekurangan tidur akibat urusan kerja. Penyebabnya tak hanya presentasi, melainkan drama kerja. Persentase yang menyatakan kurang tidur akibat drama kerja lebih tinggi ketimbang yang dipecat atau disuruh belajar memakai perangkat baru.
Untuk pria, tiga penyebab teratas kurang tidur adalah deadline proyek menjadi penyebab utama kurang tidur, yaitu sebanyak 48 persen, diikuti drama kerja di angka 45 persen, dan presentasi yakni 34 persen.
Bagi perempuan, penyebab utama kurang tidur adalah akibat drama kerja, yaitu 57 persen, lalu deadline proyek di angka 45 persen, dan bertemu manajemen yakni 34 persen.
Lebih lanjut, Orang-orang yang menyebut pekerjaan mereka sebagai sangat membuat stres memiliki jam tidur paling sedikit tiap malam, yakni 5,8 jam. Mereka yang tingka stresnya moderat tidur selama 6,1 jam. Lebih lanjut, semakin rendah level stres di satu pekerjaan, responden tercatat memiliki jam tidur yang lebih banyak tiap malamnya.
Menurut penelitian Universitas Harvard, kurang tidur tiap malam bisa merugikan tak hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain. Contohnya, bencana nuklir Chernobyl yang turut diakibatkan oleh pekerja yang kelelahan.
Efek jangka pendek dan jangka panjang juga membayangi mereka yang tidak tidur dengan cukup. Jangka pendeknya dapat memengaruhi kemampuan dalam belajar, fokus, dan melakukan penilaian. Tak pelak jika mereka yang kekurangan tidur akan kesusahan mengerjakan sesuatu yang butuh penalaran logis atau pikiran kompleks. Sementara jangka panjangnya bisa menimbulkan menyebabkan obesitas dan diabetes.
Advertisement