GMF Bangun Pabrik Ban Pesawat di Kuartal I 2019

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) akan mulai menggarap lini bisnis produksi ban pesawat terbang.

oleh Merdeka.com diperbarui 09 Jan 2019, 21:18 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 21:18 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)
Ilustrasi pesawat (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) akan mulai menggarap lini bisnis produksi ban pesawat terbang. Rencana ini akan mulai dikerjakan di tahun 2019. Perusahaan menargetkan groundbreaking atau peletakan batu pertama pabrik ban pesawat ini pada kuartal I tahun ini.

"Untuk pabrik ban saat ini kami sedang merapikan perjanjiannya mudah-mudahan kami sudah bisa melakukan groundbreaking di akhir kuartal I," kata Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto saat ditemui di Kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu (9/1/2019).

Dalam pengerjaan pabrik ini, GMF akan menggandeng produsen ban pesawat asal Eropa atau Amerika Serikat dengan dukungan pendanaan dari China atau perbankan. "Untuk Produsen masih masih kami jajaki antara produsen Amerika dan Uni Eropa, yang pasti salah satu dari kedua negara ini," jelas dia.

Untuk tahap pertama, pembangunan pabrik akan dilakukan di atas lahan seluas 30 hektar milik perusahaan. Lokasi pabrik akan berada di Pulau Jawa.

"Lahan milik group dan untuk lokasinya masih kami sesuaikan yang pasti di Pulau Jawa. Ya enggak jauh-jauh dari Jakarta," imbuh Iwan.

Dia mengharapkan kehadiran pabrik ban ini akan turut mendorong kinerja industri karet di Indonesia salah satunya untuk meningkatkan harga karet. Terkait nilai investasi, maupun porsi dana dari masing-masing pihak yang terlibat, Iwan masih enggan menyampaikan.

Menurut dia hal tersebut masih dalam tahap finalisasi.Diketahui, dalam rangkaian acara IMF-World Bank Annual Meeting lalu, GMFI telah mengantongi dana senilai USD 500 juta dari komitmen kerjasama dengan PT China Communication Construction Indonesia (CCCI).

Dana tersebut akan digunakan untuk pendanaan beberapa proyek, termasuk pembangunan pabrik ban tersebut, meskipun belum disebutkan secara terperinci besarannya.

"Kita sedang proses untuk pembiayaannya. Pembiayaan dari kita masih ada dari lokal atau pun dari China. Kita sedang merampungkan operation business-nya maupun financial investment-nya," ujar Iwan.

Selain pembangunan pabrik ban, program yang ditargetkan rampung pada akhir kuartal I 2019 adalah pendirian dua anak usaha baru.

"Kuartal I kita dirikan pabrik ban. Kita juga dirikan 2 anak usaha, yang bergerak dalam labour supply ada yang bergerak dalam trading dan distribusi," ungkapnya.

"Trading itu untuk barang-barang pesawat untuk bisa melayani grup aviation. Itu tiga (program) besar ya itu yang akan kita kerjakan," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya