PNM: Merek Lokal Masih Sulit Dikenal Secara Luas

Merek lokal masih menemukan kesulitan dalam memperkenalkan dirinya ke publik.

oleh Athika Rahma diperbarui 26 Feb 2019, 13:45 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2019, 13:45 WIB
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) gelar acara sharing bersama media bertajuk "Strategi UMKM Membangun Brand".
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) gelar acara sharing bersama media bertajuk "Strategi UMKM Membangun Brand".

Liputan6.com, Jakarta - Guna memperkenalkan potensi merek lokal, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM gelar acara sharing bersama media bertajuk "Strategi UMKM Membangun Brand". Acara diskusi santai yang diadakan di ST ALi, Jakarta ini mengundang beberapa tokoh penting seperti Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi dan Brand Activist Arto Soebiantoro.

Produk dengan merek lokal memiliki banyak kelebihan daripada produk merek luar, mulai dari harga yang lebih murah hingga produk yang lebih 'Indonesia'. Meski begitu, merek lokal masih menemukan kesulitan dalam memperkenalkan dirinya ke publik.

Arief berkata, merek lokal harus dikenalkan secara efektif agar keinginan dan minat masyarakat Indonesia untuk berwirausaha semakin meningkat.

"Yang kita hendak dorong adalah optimisme masyarakat Indonesia dalam berwirausaha. Sudah banyak nasabah kami, dengan brandnya sendiri, sukses dengan usahanya," ujar Arief di Jakarta, (26/02/2019).

Arto pun menyebutkan hal yang serupa. Biasanya masyarakat Indonesia cenderung membandingkan merek lokal dengan merek luar untuk belajar. Padahal, dengan menelusuri perjalanan merek itu sendiri, kita sudah bisa belajar.

"Makanya fokus kita ini, bagaimana kita bisa mencintai Indonesia melalui brand? Ya itu, brand lokal itu lah yang jadi wadah kita buat belajar. Gak perlu membandingkan diri dengan brand asing, kita juga bisa menjelajahi brand lokal dan belajar darinya," ungkap Arto.

PNM berharap acara sharing bersama media ini dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan brand lokal agar masyarakat Indonesia dapat mencintai produk asli Indonesia dan berkeinginan kuat untuk berwirausaha.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengusaha Minta Pemerintah Lindungi Merek Lokal

Hari Terakhir, Delegasi Pertemuan IMF-Bank Dunia Berburu Produk Indonesia
Delegasi Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia melihat-lihat batik saat mengunjungi pameran Indonesia Pavilion di Nusa Dua, Bali, Minggu (14/10). Lebih dari 20 ribu delegasi mengunjungi Indonesia Pavilion selama 7 hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ketua Kompartemen BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Soerjadi mengatakan, perlindungan dan dukung pemerintah terhadap para pengusaha lokal pemilik merek di Indonesia masih sangat rendah.

Menurutnya, pemerintah masih belum memiliki perhatian khusus untuk melindungi para pengusaha pemilik merek di Indonesia.

"Pemerintah harus hadir untuk memberikan jaminan perlindungan bagi para pemilik merek lokal di Indonesia agar mereka bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia," ujar Erwin seperti ditulis pada Sabtu 19 Januari 2019.

Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa perlindungan pemerintah semakin dibutuhkan mengingat banyaknya ekspansi merek asing ke Indonesia dan berpotensi merugikan merek lokal.

"Dengan kekuatan modalnya, seringkali merek asing menggerus merek lokal. di Negara lain, merek lokal memiliki privilege dibandingkan merek asing. Seharusnya pemerintah RI bisa bersikap seperti itu," tambah dia.

Terakhir, Erwin mengomentari banyaknya perselisihan hukum atas hak penggunaan merek di Indonesia. Dalam beberapa kasus, Erwin melihat sulitnya para pemilik merk lokal untuk menghadapi perselisihan dan sengketa dengan merek asing.

"Kasus-kasus sengketa merk beberapa waktu ke belakang menunjukkan masih belum terlindunginya pemilik merek lokal di Indonesia. Ini harus dijadikan evaluasi bersama oleh para stakeholders," tutupnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya