Liputan6.com, Jakarta Bisnis kuliner dewasa ini memang tengah menjamur. Bahkan kaum milenial pun saat ini berlomba-lomba untuk memulai bisnis kuliner. Di zaman serba modern, memiliki sebuah usaha bukanlah hal yang susah. Bahkan kamu bisa juga membuat usaha rumahan dan dipasarkan melalui fasilitas digital yang ada.
Baca Juga
Advertisement
Memulai bisnis kuliner memang bisa dikatakan cukup menjanjikan. Baik itu hanya membuka usaha makanan ringan atau bahkan restoran. Hal ini dikarenakan makanan merupakan kebutuhan yang pasti tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selain itu, perkembangan kuliner saat ini pun semakin pesat. Maka tak mengherankan jika banyak orang yang ingin memulai bisnis kuliner.
Untuk memulai bisnis kuliner, tentu saja kamu harus memiliki strategi yang perlu diperhatikan. Hal ini karena dengan strategi dalam memulai sebuah bisnis bisa memperkirakan bagaimana suksesnya bisnis tersebut. Selain memerlukan strategi, memulai bisnis kuliner pun perlu modal yang harus dipikirkan.
Berikut ini beberapa hal-hal dan strategi yang perlu kamu tahu sebelum memulai bisnis kuliner. Liputan6.com pun telah merangkumnya dari berbagai sumber, Kamis (7/3/2019). Buat kamu calon pebisnis baru wajib memperhatikan strategi ini.
Cara Memulai Bisnis Kuliner
1. Tetapkan bisnis yang diinginkan
Jika kamu ingin memulai bisnis kuliner, sebaiknya jangan hanya mengikuti tren yang ada. Karena, bagaimana pun tren tersebut lama-kelamaan bisa hilang. Selain itu, jika kamu hanya mengikuti tren, maka di masa depan bisnis yang kamu buka bisa mengalami kegagalan. Dalam bidang kuliner saat ini banyak sekali makanan ataupun minuman yang sedang booming. Maka dari itu banyak pula para pebisnis dadakan yang membuka bisnis tersebut.
Akan tetapi saat tren dari makanan dan minuman tersebut tidak booming, maka bisa dilihat bisnis mereka pun ikut sepi. Kamu bisa memulai bisnis kuliner dengan ketertarikan dan juga kemampuan yang dimiliki. Selain itu, memulai bisnis kuliner dengan membuka usaha sesuai dengan ketertarikan sendiri, kamu bisa lebih niat dan juga berkomitmen dengan usaha yang kamu rintis tersebut.
2. Survey pasar dan potensi bisnis
Sebelum memulai sebuah bisnis, sebaiknya kamu melakukan survey terlebih dahulu. Kamu bisa mengetahui bagaimana harga ataupun persaingan yang ada di pasar serta potensi bisnis yang akan kamu jalankan. Melakukan sebuah survey ini cukup penting untuk dilakukan dan jangan anggap sepele. Karena dari survey inilah kamu bisa mengetahui bagaimana perkiraan daya beli masyarakat terhadap bisnis kamu.
3. Modal awal usaha
Salah satu faktor terpenting dalam memulai bisnis kuliner ialah modal awal. Jika kamu hanya memiliki modal yang kecil, kamu bisa melakukan beberapa usaha untuk menutupi kekurangan modal tersebut. Kamu menutupi modal awal yang kurang dengan mengajak atau mencari rekan kerja untuk diajak kerja sama. Atau kamu bisa melakukan peminjaman ke koperasi atau bank melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR bagi pelaku UKM. Selain itu, kecil besarnya modal yang kamu miliki ini tergantung dari bagaimana usaha yang akan kamu jalankan.
Jika usaha yang kamu rintis telah berjalan, kamu bisa menyisihkan separuh keuntungan untuk menjadikannya modal tambahan. Namun apabila kamu meminjam dana dari suatu lembaga keuangan, jangan lupa untuk membuat laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar lemabaga keuangan yang kamu pinjami tersebut bisa mengetahui bagaimana perkembangan usaha kamu.
Advertisement
Strategi Memulai Bisnis Kuliner
4. Lokasi usaha
Mendapatkan lokasi usaha yang banyak dilalui oleh orang pun menjadi salah satu strategi untuk memulai bisnis kuliner. Namun menentukan lokasi untuk usaha, kamu juga perlu memperhatikan modal yang kamu miliki.
5. Menu andalan
Jika kamu ingin membuka usaha kuliner, tentu saja kamu harus memperhitungkan menu apa yang akan kamu sajikan. Menu yang kamu pilih sebaiknya telah di survey dengan keadaan pasar saat ini. Selain itu, sebaiknya pilih menu yang belum banyak atau belum ada di pasaran dan jadikan menu tersebut menjadi menu andalan dari usaha kuliner yang kamu buat.
6. Pemasok bahan baku
Saat kamu telah mengetahui menu apa saja yang akan kamu sajikan, ada baiknya kamu mulai mencari pemasuk bahan baku yang kamu butuhkan. Sebisa mungkin kamu memiliki pemasok bahan baku tetap, agar proses distribusi bahan makanan ini tidak terhambat. Karena apabila kamu memiliki pemasok tetap, harga yang akan ditawarkan pun lebih murah daripada harga yang ada dipasaran. Kamu bahkan bisa menjadikan pemasok tersebut sebagai orang kepercayaan, sehingga bila kamu berada pada situasi sulit, pemasok tersebut pun bisa memahaminya.
Namun ada baiknya pula kamu memiliki pemasok bahan baku alternatif. Hal ini dilakukan apabila pemasok bahan baku utama tidak memiliki bahan yang dibutuhkan, kamu bisa menggunakan pemasok lain sebagai alternatif.
Hal-hal yang harus diperhatikan
7. Sumber daya manusia
Jika usaha yang kamu miliki masih tergolong kecil, kamu bisa mempekerjakan seorang menjadi asisten kamu. Namun bila usaha yang kamu rintis mulai berkembang, tentu saja kamu memiliki bagian-bagian sendiri untuk mempekerjakan seseorang, seperti pelayan, kasir dan juga tukang masak.
Jika kamu memiliki rekan usaha, jangan lupa untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan baik itu di tempat usaha atau di luar dengan memberi gaji yang sepadan. Hal ini tentu saja bermanfaat untuk menjaga kestabilan usaha dan kesiapan karyawan.
8. Target dan promosi
Menyesuaikan target usaha dengan pemasaran yang ada merupakan kunci sukses untuk menjalankan sebuah usaha. Kamu tak harus selalu menawarkan harga yang murah. Yang terpenting ialah kamu harus bisa memahami selera dan para konsumen.
Melakukan sebuah promosi pada usaha yang dimiliki memang perlu dilakukan. Apalagi dengan berkembangnya teknologi saat ini, melakukan sebuah promosi bukan hal yang sulit dilakukan. Selain itu, salah satu promosi yang cukup efektif ialah promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut.
9. Izin Usaha
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi kamu ataupun konsumen, sebaiknya lakukan perizinan usaha pada instansi terkait. Apabila usaha yang kamu rintis berkembang sukses, maka kamu bisa untuk mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP bagi usaha kamu. Selain itu kamu pun bisa mengurus perizinan dari Kementerian Kesehatan dan juga Majelis Ulama Indonesia atau MUI untuk mendapatkan sertifikasi halal.
10. Sikap dan perilaku
Memiliki bisnis usaha yang berkembang besar tak lantas membuat sikap dan perilaku kamu terhadap konsumen menjadi buruk. Justru, kamu dan juga karyawan sebaiknya semakin bersikap dan berperilaku ramah dan juga sopan. Karena jika kamu memiliki sikap dan perilaku tersebut, maka para konsumen pun tidak akan kecewa datang ke tempat usaha, bahkan bisa menjadi pelanggan tetap.
Advertisement