Sri Mulyani: OTT Perlu untuk Beri Shock Therapy

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan operasi tangkap tangan atau OTT perlu untuk memberi shock therapy atau efek jera kepada oknum-oknum yang menyalahgunakan keuangan negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2019, 14:31 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 14:31 WIB
Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta -
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan operasi tangkap tangan atau OTT perlu untuk memberi shock therapy atau efek jera kepada oknum-oknum yang menyalahgunakan keuangan negara. OTT dilakukan jika sudah diperingatkan melalui evaluasi tetapi masih melakukan kesalahan yang sama bahkan lebih parah.
 
"Shock therapy itu penting juga sih karena saya merasa sebagai menteri saya juga suka kadang-kadang anggap enggak papa, kalau sudah keterlaluan, sudah dikasih tahu melalui evaluasi, itu penyakitnya kambuh terus, sekali-kali dilakukan shock therapy melalui OTT," ujar Sri Mulyani di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
 
 
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sendiri sebenarnya sudah memperkuat pengawasan kementerian/lembaga melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). APIP ini terdiri dari Inspektur Jenderal (Irjen) dan Sekretariat Jenderal (Sekjen).
 
"Kalau di Kemenkeu saya memperlakukan mereka seperti dua anak sulung saya, yang sama-sama penting, saya minta mereka saling melakukan check and balance terhadap keseluruhan dirjen. Kalau kita tidak memandang penting peranan irjen, maka institusi itu sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia adalah institusi yang lemah dan bahkan mungkin bobrok," katanya. 
 
Sri Mulyani menambahkan, perlakuan suatu organisasi terhadap APIP menggambarkan kualitas organisasi tersebut. Organisasi yang memperlakukan APIP dengan baik berarti memiliki komitmen dan integritas tinggi terhadap pengelolaan keuangan dan pengelolaan organisasi yang baik.
 
"Jadi bagaimana organisasi memperlakukan APIP, menggambarkan organisasi ini organisasi yang sehat, yang punya komitmen terhadap integritas yang menciptakan akuntabilitas dan tata kelola yang baik atau tidak, itu sangat terlihat bagaimana mereka memperlakukan institusi dan aparat pengendali internalnya," tandasnya.
 
Reporter: Anggun P. Situmorang
 
Sumber: Merdeka.com 

Sri Mulyani: Tak Perlu Khawatir Soal Pemilu

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil sepanjang 2019. Dia juga meminta semua pihak agar tidak mengkhawatiran pemilu yang akan dilaksanakan pada April mendatang.

"Saya anggap kita sudah lalui pemilu beberapa kali. Jadi saya minta agar pemilu tidak dicemaskan, tapi kita tetap harus waspada terhadap lingkungan global yang cukup nyata. Sehingga kita harus betul fokus memperkuat ekonomi kita," ujar Sri Mulyani di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Sri Mulyani mengatakan, 2019 sudah dibuka dengan komponen pendukung ekonomi yang positif. Beberapa di antaranya inflasi dan neraca pembayaran transaksi perdagangan yang juga positif.

"Kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, kita tentu menjaga agar momentum baik pada 2018 dapat terus terjaga pada 2019, kemarin sudah diawali dengan baik," jelasnya.

Ke depan, Sri Mulyani menambahkan, pemerintah akan terus berhati-hati mengantisipasi segala gejolak yang berasal dari global. Sementara itu, dari dalam negeri pemerintah akan meningkatkan konsumsi dalam negeri, investasi serta diversifikasi ekspor.

"Tapi kita juga harus berhati-hati melihat kemungkinan global environment melemah. Kalau lingkungan global melemah, kita harus fokus dalam negeri harus tahan dan bahkan diperkuat. Konsumsi dalam negeri harus meningkat, investasi dan belanja juga meningkat dan diversifikasi ekspor, sehingga target pertumbuhan ekonomi tercapai," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya