Investasi Awal USD 10 Juta, Pabrik Rokok Elektrik Bakal Dibangun di Bandung

Investasi pabrik yang akan dibangun di Bandung, Jawa Barat tersebut akan dilakukan dalam beberapa fase.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2019, 19:15 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 19:15 WIB
Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - CEO NCIG International, Shariffuddin Bujang mengatakan, pihaknya berkomitmen membangun pabrik POD rokok elektrik di Indonesia.

Menurut dia, investasi pabrik yang akan dibangun di Bandung, Jawa Barat tersebut akan dilakukan dalam beberapa fase. Tahap pertama, pihaknya akan berinvestasi USD 10 juta.

"Kita akan jangkarkan kilang pertama NSIG di Indonesia. Investasi pertama USD 10 juta," kata dia dalam acara Peluncuran Rokok Elektrik Bernama 'NCIG' oleh Nasty dan Hex', di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Dia menuturkan, kapasitas produksi pabrik tersebut akan mencapai 10 juta POD per bulan. Pabrik ini, kata dia, bakal mensuplai untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.

"Kalau siap akan fokus untuk lokal dan ekspor. Kami bergabung gabung 3 negara, Malaysia, Indonesia, dan Cina untuk masuk ke Asia," ungkapnya.

Sementara CEO NCIG Indonesia, Roy Lefrans mengatakan, pihaknya berkomitmen berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.

"Sejak ini (rokok elektrik) dilegalkan kita mendapatkan kepastian dari pemerintah. Kita melihat antusias teman-teman bertambah. Karena mendapatkan kepastian hukum," ujar dia.

Beberapa industri kreatif, kata dia, dapat tumbuh bersamaan dengan industri rokok elektrik ini. Sebagai contoh, dia menyebut industri merchandise maupun kaos juga ikut hadir di berbagai toko vape yang ada.

"Kami hanya ingin mencoba memberikan kontribusi. Bukan cuma sektor ekonomi dari industri kreatif. Industri vape menciptakan industri baru di sekitarnya," ujar dia.

"Semua orang berpotensi untuk menjadi enterpreneuer. Nah, ini harus menjadi kunci utama, harus lebih disupport lagi. Industri ini berkembang bukan hanya di situ saja," ia menambahkan.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Ditjen Bea Cukai Incar Rp 2 Triliun

Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Sebelumnya, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan mengharapkan rokok elektrik alias ENDS (Elektric Nicotine-Delivery System) dapat terus meningkat kontribusinya bagi penerimaan negara.

Kepala Seksi Tarif Cukai dan Harga Dasar II Ditjen Bea Cukai, Agus Wibowo Setiawan mengatakan, pihaknya berharap kontribusi cukai rokok elektrik dapat mencapai Rp 2 triliun pada 2019.

"Sebenarnya bukan target kami mengharapkan dapat memberikan kontribusi sampai Rp 2 triliun," kata dia dalam acara Peluncuran Rokok Elektrik Bernama 'NCIG' oleh Nasty dan Hex', di Balai Kartini, Jakarta, Jumat 22 Maret 2019.

"Dapat bekal itu saja. Diharapkan bisa mencapai Rp 2 triliun," lanjut dia.

Dia mengatakan, pada empat bulan terakhir 2018, kontribusi cukai rokok elektrik terhadap penerimaan cukai sebesar Rp 105 miliar.

Meskipun kebijakan cukai terhadap Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) sudah berlaku pada Juli 2018, tapi cukai rokok elektrik mulai dipungut per 1 September 2018.

"Berlakukan 1 Juli 2018, tapi direlaksasi sampai 1 September 2018, karena mereka harus belajar," ungkapnya.

"(Kontribusi) Rp 105 miliar, tapi itu hanya untuk September sampai Desember (2018). Jadi itu untuk penerimaan selama 4 bulan di tahun 2018," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya