Bandara Kertajati Sepi Penumpang, JK Akui Perencanaan Kurang Matang

Pemerintah juga tidak bisa memaksa sejumlah maskapai penerbangan untuk masuk ke Bandara Kertajati dengan tingkat okupansi yang masih minim.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2019, 15:28 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2019, 15:28 WIB
Bandara Kertajati
Bandara Kertajati. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati masih sepi penumpang. Tingkat okupansi bandara ini pun dikabarkan masih di bawah 30 persen.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, hal ini karena uji kelayakan yang dilakukan pemerintah yang tidak berjalan baik. Apalagi, pembangunan bandara tersebut juga dinilai tanpa kajian yang mendalam.

"Tapi ya mungkin kurang penelitian, sehingga lokasinya tidak pas untuk Bandung dan untuk Jakarta. Jadi agak ya, boleh dibilang perencanaannya tidak terlalu bagus. Pemerintah pusat juga salah," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

JK mengatakan, kesalahan pemerintah pusat adalah hanya menginginkan percepatan sebuah pembangunan bandara internasional yang menjadi penghubung antara Jakarta dan Bandung. Namun, tidak melakukan perhitungan secara matang.

"Jadi kalau mau ke Bandung, lewat Kertajati musti naik mobil lagi sampai 100 kilometer. Jadi, lebih baik langsung aja ke Bandung. Sekiranya hanya berada 20-30 kilometer dari Bandung masih oke, tapi ini kan hampir 100 kilometer," kata dia.

JK menyampaikan, pemerintah juga tidak bisa memaksa sejumlah maskapai penerbangan untuk masuk ke Bandara Kertajati dengan tingkat okupansi yang masih minim. Dengan upaya pemaksaan, justru akan merugikan maskapai tersebut.

"Karena airlines tidak bisa dipaksa kalau tidak ada penumpang. Siapa mau bayar kerugiannya, kecuali di sekitar Kertajati itu Indramayu, Subang, atau apa lagi sekitarnya berkembang baru bisa. Sebenernya sih bisa jadi sabar-sabar aja," jelas dia.

JK menekankan, apabila bandara ini masih juga kurang dilirik bukan tidak mungkin nantinya akan dialihfungsikan. "Ya bisa saja bandara militer, bisa saja Halim dipindahkan ke situ, cuma saja, bandara militer tidak butuh terminal. Nah terminalnya mahal, nah liat saja nanti mungkin ada usaha juga," pungkas JK.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Masalah di Bandara Kertajati

Bandara Kertajati
Bandara Kertajati. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Sebelumnya, Direktur Operasi dan Pengembangan Strategi Bisnis BIJB, Agus Sugeng Widodo mengatakan pihaknya saat ini terus berusaha meningkatkan pertumbuhan, baik dari sisi penumpang maupun pesawat yang akan beroperasi.

Namun, dengan usia yang masih seumur jagung ini, BIJB ternyata menemui kesulitan yang tidak sedikit.

Sepinya penumpang di BIJB Kertajati tak terlepas dari masih sedikitnya penerbangan di sana. Tercatat sampai sekarang baru ada Citilink dengan rute penerbangan Kertajati-Surabaya dengan penerbangan hanya satu kali dalam sehari.

"Ini kemudian sama seperti menentukan mana lebih dulu ayam atau telur. Maskapai bertanya mana penumpangnya, kemudian penumpang bertanya mana penerbangannya. Ini yang jadi tantangan buat kami di sini," kata Agus di BIJB Kertajati, beberapa waktu lalu.

Hal lain yang menjadi permasalahan sepinya penumpang di BIJB Kertajati adalah masih terbatasnya akses menuju lokasi dari Jakarta dan Bandung. Keberadaan jalan provinsi yang masih belum memadai turut menjadi penyebab sulitnya akses dari Jakarta dan Bandung menuju BIJB Kertajati.

"Jalan provinsi yang sebagian masih semak belukar jadi problem. Pertanyaannya siapa yang merawat dan jadi aset siapa karena dibangun oleh Kementerian PUPR, lahan punya Pemprov Jabar dan dibiayai BIJB," ujar Agus.

Agus menerangkan, akses dari Bandung ke BIJB Kertajati pun cukup sulit karena harus melewati Tol Cipularang-Cikampek-Cipali yang cukup memakan waktu. Diharapkan jalan Tol Cisumdawu segera rampung agar publik Bandung dapat dengan mudah menuju BIJB Kertajati.

"Kalau dari Cisumdawu ke Bandung kurang lebih jadinya 40 menit karena tinggal 62 kilometer," ungkapnya.

Bandara Kertajati Sepi Penumpang karena Tol Trans Jawa?

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Kertajati kembali menjadi sorotan karena masalah penumpang yang sepi. Sejumlah faktor pun dianggap berkontribusi pada situasi itu, salah satunya Tol Trans Jawa.

"Penyebabnya saya kira cukup banyak. Yang pertama memang dengan naiknya harga tiket, lalu kemudian bagasi berbayar, terus kemudian adanya Tol Trans Jawa juga berpengaruh," ucap Direktur Operasi dan Pengembangan Strategi Bisnis BIJB, Agus Sugeng Widodo, kepada Liputan6.com, Selasa (9/4/2019).

Kehadiran Tol Trans Jawa yang memberikan kemudahan akses darat membuat popularitas Bandara Kertajati makin berkurang. Belum lagi, Agus menjelaskan, kultur masyarakat sekitar belum terlalu tertarik pada jalur udara.

Agus menyebut, load factor di Bandara Kertajati hanya sekitar 20 persen. Rute penerbangan juga tinggal 1 dari 11 yang tersedia. Padahal, target tahun 2019 adalah 14 rute per hari. Target menjadi bandara untuk haji juga belum bisa terlaksana.

Ketika ditanya mengenai subsidi tiket pesawat sebagai solusi, Agus berkata itu hanyalah satu faktor saja. Sebab, faktor signifikan adalah mengubah mindset masyarakat untuk menggunakan Bandara Kerjatati.

"Mudah-mudahan masyarakat dapat memanfaatkan bandara yang telah dibangun dengan biaya besar, dimaksimalkan. Itu harapan kita, karena kita sudah membangun tidak digunakan kan kita semua yang rugi," ujar Agus.

Tonton Video Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya