Optimalisasi LRT Sumsel, Kemenhub akan Evaluasi secara Berkala

Ada beberapa hal teknis yang perlu dioptimalkan dari LRT Sumsel, semisal terkait waktu tempuh dan headway (waktu tunggu kedatangan) antar LRT.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Apr 2019, 19:14 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2019, 19:14 WIB
Mencoba LRT Palembang
Para penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun LRT Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (5/7/2018). LRT ini akan menjadi salah satu solusi transportasi saat Asian Games mendatang. (Bola.com/Reza Bachtiar)

Liputan6.com, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, Kementerian Perhubungan akan terus mengevaluasi secara berkala agar Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) dapat beroperasi secara optimal.

"Kami secara kontinyu melakukan evaluasi. Kita ketahui bahwa LRT Sumsel ini masih uji coba, artinya memang ada perangkat-perangkat yang sedang dilakukan percobaan, agar dia mencapai puncak performance-nya," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (16/4/2019).

Dia mengungkapkan, ada beberapa hal teknis yang perlu dioptimalkan dari LRT Sumsel, semisal terkait waktu tempuh dan headway (waktu tunggu kedatangan) antar LRT.

Menurutnya, ekspektasi masyarakat adalah bagaimana agar waktu tempuh perjalanan LRT bisa lebih cepat. Langkah pertama, yakni dengan akan maksimalkan waktu tempuh perjalanan yang selama ini 1 jam menjadi sekitar 45 menit. Kedua, mengurangi headway dari sebelumnya 24-48 menit menjadi sekitar 15 menit.

"Sehingga total waktu yang dihabiskan mulai dari meninggu kedatangan kereta sampai dengan perjalanan dengan jarak terjauh (dari bandara sampai stasiun DJKA) tidak lebih dari satu jam," sambung dia.

 

Integrasi

LRT Sepi Peminat, Kota Palembang Masih Macet Parah
Salah satu penumpang LRT Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dia memastikan jika Kementerian Perhubungan berupaya untuk mengintegrasikan LRT Sumsel dengan angkutan lain maupun dengan fasilitas yang ada di kota Palembang. Okupansi LRT Sumsel terhitung masih rendah lantaran lintasan LRT masih tumpang tindih dan sejajar dengan angkutan umum lain.

"Itulah yang menyebabkan di satu sisi okupansi LRT masih rendah dan di sisi lain jalan Sudirman Palembang masih macet. Palembang butuh kebijakan untuk merekonstruksi lintasan-lintasan transportasi sehingga LRT dapat diandalkan sebagai angkutan utama, sementara moda-moda lain adalah supporting," jelas dia.

"Ini tidak bisa dipisahkan dengan fasilitas kota lainnya. Kehadiran LRT adalah bagaimana LRT bisa mensubtitusi angkutan-angkutan yang ada. Jadi kita harus pastikan LRT memberikan suatu makna terutama berkaitan berkurangnya kemacetan, dan juga bertambah baiknya udara di Palembang," dia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya