Khusus Hari Kartini, Lalu Lintas Pesawat Bandara Soetta Diatur Petugas Cantik Berkebaya

Liputan6.com, Tangerang - Khusus hari ini, semua pilot maskapai penerbangan yang berlalu lintas di Bandara Internasional Soekarno Hatta, akan mendengar arahan atau panduan dari para pegawai cantik di balik ruang Air Traffic Services (ATC). Mereka pun kompak berkebaya di dalam ruang kontrol yang tak seberapa besarnya itu.

Itulah cara Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia cabang Jakarta Air Traffic Services Controller (JATSC) turut memperingati Hari Kartini, pada Minggu (21/4/2019).

Deputi GM Perencanaan dan Evaluasi Operasi AirNav cabang JATSC, Suryadi mengatakan, para pekerja wanita yang mengenakan pakaian kebaya ini sebagai wujud AirNav untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini.

"Di sinilah kita mau mengambil pelajaran yang penting dari pahlawan kita. Karena kita tahu bahwa beliau salah satu fundamen yang memberikan contoh khususnya kepada wanita Indonesia," ujar Suryadi.

Momen ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme di dalam diri para petugas wanita di Airnav tersebut. Terlebih, pekerjaan sebagai pemandu pesawat udara sangat spesifik.

"Khususnya di ATC ini kita memberikan peluang bersama para wanita. Tidak ada perbedaan. Bahkan teman-teman di ATC ini mereka juga harus dinas pagi siang dan malam," kata Suryadi.

Dia pun meminta kepada para wanita Indonesia untuk mengingat khususnya perjuangan wanita terdahulu, seperti yang dilakukan Raden Ajeng Kartini sangat luar biasa dampaknya. Sehingga para wanita bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia.

Sementara itu, Supervisor ATC Ismawati menambahkan, momen ini bukan kali pertama. Melainkan sudah kedua kalinya perayaan Hari Kartini diperingati dengan cara seperti itu.

"Kalau khusus bagi kami ATC di AirNav cabang JATSC, kami spesial dinas pagi adalah para wanita dan menggunakan pakaian daerah. Kebaya tradisional dan modern," tuturnya.

Bekerja di Airnav terlebih di ruang kontrol ATC untuk memandu lalu lintas pesawat, bukanlah hal yang mudah. Para perempuan ini harus bisa membagi waktu antara pekerjaan atau karir dan keluarga di rumah.

"Untuk jenjang karir juga setara, ya mungkin tinggal bagaimana kami mengatur waktu untuk bisa membagi waktu seadil-adilnya antara pekerjaan dan rumah," katanya.