Menhub Kirim Tim Temui FAA, Bahas Boeing 737 Max 8

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan berdiskusi dengan Federal Aviation Administration (FAA) mengenai nasib Boeing 737 Max 8

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2019, 14:43 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 14:43 WIB
Menhub, Budi Karya Sumadi
Menhub, Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Rabu (24/4). Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bakal mengirimkan tim untuk bertemu dengan otoritas penerbangan Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA).

Tim tersebut akan membahas pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 8 yang di-grounded pasca kecelakaan pesawat milik Lion Air dan Ethiopian  Airlines.

"Dalam minggu-minggu ini ada beberapa tim dari kita akan ke FFA," kata dia saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Menurut dia, dalam pertemuan tersebut akan dibahas hal-hal menyangkut evaluasi terhadap pengoperasian Boeing jenis 737 Max 8 dari kaca mata FFA. FFA tentu memiliki rekomendasi tertentu. Saat ini, Kemenhub sebagai regulator hanya berkomunikasi dan menunggu rekomendasi dari FAA.

"Rekomendasi apa yang harus diperbaiki, apa yang harus ditambahkan, prosedur apa yang ditempuh, hardware apa yang harus diganti, software apa yang harus diganti, pelatihan apa yang harus dilakukan. Nah ini akan kita bahas," jelas dia.

Setelah FAA menyampaikan rekomendasi, lanjut Menhub, pihaknya akan melakukan sejumlah prosedur untuk menentukan kelaikan pengoperasian pesawat jenis tersebut.

 

Reporter : Wilfridus Setu Embu

Sumber : Merdeka.com

Saksikan video terkait di bawah ini

Laba Boeing Anjlok Gara-Gara Insiden Pesawat Jatuh

Boeing 737 MAX
Polish Airlines dengan jenis pesawat Boeing 737 MAX varian 8 berjalan di landasan Bandara Internasional Borispol. (iStockphoto)

Keuntungan yang diperoleh Boeing menurun sebanyak 21 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini akibat krisis penjualan dari pesawat jenis 737 MAX. Padahal sebelum kecelakaan yang terjadi Lion Air dan Ethiopian Air, Boeing 737 MAX menjadi salah satu produk terlaris dari Boeing.

Produsen pesawat asal AS itu melaporkan pendapatan dan laba pada kuartal I 2019 lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Dikutip dari laman CNN, saat ini Boeing mengaku tidak dapat memenuhi target yang sebelumnya ditetapkan. Pengembalian armada 737 MAX dan pedoman baru menjadi alasan utama Boeing sulit untuk mencapai targetnya.

Tidak hanya itu saja, Boeing juga telah menghentikan pembelian kembali sahamnya yang saat ini telah membeli saham 6,1 juta saham senilai USD 2,3 miliar pada kuartal I 2019.

Meskipun Boeing tidak menjabarkan secara pasti biaya akibat krisis yang dialami oleh 737 MAX, namun mereka mengaku telah mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk memperbaiki masalah pada pesawat jenis ini.

Boeing menyebutkan telah mengeluarkan sekitar USD 1 miliar untuk memperbaiki masalah 737 MAX. Penurunan produksi ini berdampak pada efisiensi Boeing dalam membuat pesawat.

 

Keuangan Boeing Usai Tragedi 737 Max

Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)

Meskipun demikian, Boeing tetap memproduksi 737 Max walaupun pengiriman pesawat telah berhenti. Namun ternyata pengiriman 737 Max akan kembali dilakukan usai Boeing lakukan grounding yang terakhir.

Meskipun Boeing telah mengalami kerugian yang cukup besar akibat tragedi ini, namun Boeing tetap memiliki keuangan yang cukup besar hingga saat ini.

Boeing sebelumnya mengatakan bahwa pendapatannya dari pemesanan pesawatnya untuk lebih dari 5.600 jet ini mencapai USD 487 miliar. Tidak hanya itu saja, Boeing juga tercatat masih memiliki uang sebanyak USD 7,7 miliar pada akhir Maret lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya