Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) berhasil menjaga performa dan stabilitas perusahaan dengan mencatat kenaikan piutang pembiayaan yang dikelolanya menjadi Rp 17,90 triliun di kuartal I 2019. Angka tersebut 6,1 persen jika dibanding periode yang sama di 2018 yang tercatat Rp 16,87 triliun.
Dari jumlah pembiayaan tersebut, sebesar Rp 3,35 triliun adalah jumlah pembiayaan baru dengan komposisi pembiayaan sebesar 67,5 persen berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, 17,7 persen pembiayaan kendaraan roda dua, 13,5 persen dari alat berat dan machinery. Sementara sisanya adalah pembiayaan properti (property-backed financing) dan syariah.
Pembiayaan baru ini turut mengerek kenaikan nilai aset BFI Finance sebesar 3,5 persen menjadi Rp 18,46 triliun year on year, dengan laba bersih sebesar Rp 337 miliar.
Advertisement
Baca Juga
“Di tengah kondisi yang cukup menantang bagi industri pembiayaan dan melemahnya ekonomi makro yang cukup berimbas pada peningkatan kehati-hatian berbisnis, kami tetap mampu mencatatkan kinerja keuangan yang sehat selama kuartal I tahun ini,” ujar Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (26/4/2019).
Dalam tiga bulan pertama 2019 ini pun BFI Finance mampu menjaga Rasio Non-Performing Financing (NPF) di angka 1,33 persen, atau lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 2,71 persen. Sementara itu, NPF coverage, yaitu rasio kecukupan cadangan piutang yang diragukan dibandingkan kredit bermasalah (NPF) terjaga di angka sebesar 1,6 kali.
Sepanjang 2019, BFI Finance menargetkan pertumbuhan bisnis yang cukup moderat. Hal ini antara lain terjadi karena tengah melakukan peningkatan infrastruktur dan teknologi dalam mendukung proses kerja yang lebih efisien.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pendanaan
Di luar kinerja yang cukup baik, BFI Finance juga berhasil mendapatkan kepercayaan yang kuat dengan adanya pendanaan baru yang cukup menggembirakan, baik dari perbankan maupun pasar modal.
Di luar fasilitas bilateral dengan bank-bank domestik, perusahaan berhasil menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Tahap II Tahun 2019 dengan total nilai sebesar Rp 1 triliun, dan melakukan road show dalam rangka penerbitan Pinjaman Sindikasi dalam mata uang dolar AS yang dipimpin oleh empat bank terkemuka yaitu, Bank ANZ, Bank MUFG, Bank Standard Chartered dan Bank SMBC.
Dari hasil road show tersebut, diperoleh total komitmen di atas USD 200 juta. “Penerbitan Obligasi dan Pinjaman Sindikasi USD menunjukkan kemampuan pendanaan Perusahaan yang sangat baik. Pinjaman Sindikasi ditutup sebesar USD200 juta, dan akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan pembiayaan Perusahaan,” tutup Sudjono.
Advertisement