RI Bakal Pimpin Pasar E-Commerce ASEAN di 2025

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia menunjukkan progres signifikan terkait teknologi informasi dan komunikasi

oleh Septian Deny diperbarui 23 Mei 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 19:45 WIB
Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara
Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan terkait rencana pemindahan ibu kota negara di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Pemerintahan Presiden Jokowi kembali membuka wacana pemindahan ibu kota negara karena kondisi lingkungan Jakarta yang semakin menurun. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional(PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia akan menjadi pemimpin di pasar e-commerce pada 2025.

Hal tersebut dia diungkapkan dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Ministerial Meeting 2019 di Paris, Prancis.

Bambang menyatakan Indonesia berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menerapkan ekonomi digital yang mampu membuat Indonesia meningkatkanproduktivitas ekonomi dan membuka kesempatan lapangan kerja baru.

“Indonesia diprediksi menjadi pemimpin pasar e-commerce Asia Tenggara dengan prediksi share sebesar 52 persen pada 2025. Capaian tersebut akan tercipta berkat dorongan perkembangan masyarakat kelas menengah dan perbaikan akses infrastruktur digital,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Menurut dia, optimisme tersebut muncul salah satunya karena keberhasilan Indonesia di daftar peringkat teknologi informasi dan komunikasi dalam laporan Global Information Technology Report. Indonesia melesat ke peringkat 64 dari 148 negara pada 2015, naik signifikan dari peringkat 76 di 2013 dari 144 negara (World Economic Forum).

Namun, meski berhasil menduduki peringkat yang cukup baik, pertumbuhan teknologi informasi Indonesia masih dapat ditingkatkan dengan penyediaan infrastruktur yang lebih mumpuni.

“Indonesia membutuhkan usaha kolektif dariberbagai pihak, tak terbatas hanya pada pemerintah saja. Di era digital seperti saat ini, inklusi, efisiensi, dan inovasi sangat dibutuhkan agar teknologi informasi dan komunikasi Indonesia dapat terus meningkat kualitasnya,” ungkap Bambang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Pemerintah Indonesia terus meningkatkan pelayanan teknologi komunikasi dan informasi bagi pengguna internet di Indonesia yang mencapai 143,26 juta jiwa atau sebesar 54,7 persen dari total penduduk Indonesia, sementara penetrasi gawai (telepon genggam/tablet) mencapai 50,1 persen pada 2017.

Hingga 2019, data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan progres signifikan terkait teknologi informasi dan komunikasi Indonesia,di antaranya sebanyak 478 dari total 514 kabupaten/kota sudah terjangkau Palapa Ring, 1086 Base TranceiverStations sudah tersebar di area perbatasan dan tertinggal, 4.111 akses internet bagi sekolah, fasilitas kesehatan, dan kantor-kantor perkotaan, hingga penyediaan 150 Gbps High Through put Satellite.

“Tidak dapat dipungkiri, teknologi informasi harus menjadi salah satu prioritas pembangunan karena selain menjadi jendela informasi, juga bisa membantu mendistribusikan kesejahteraan masyarakat melalui Bantuan Pangan Non Tunai, misalnya. Digitalisasi juga membantu Indonesia untuk menerapkan kebijakan yang lebih tepat dan akurat dengan menggunakan data valid yang tersedia melalui One Data Indonesia yang keseluruhan operasionalnya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,” tandas dia.

Indonesia Dapat Julukan Macan ASEAN

Presiden Jokowi dan PM India Kunjungi Masjid Istiqlal
Presiden Joko Widodo dan PM India Narendra Modi berjalan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (30/5). Kunjungan membahas kerja sama antara kedua negara serta untuk menyambut 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-India. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia mendapat julukan macan di Asia Tenggara (ASEAN). Predikat macan terkenal sebagai julukan bagi negara-negara Asia Timur yang ekonominya tumbuh pesat, dan hal yang sama sedang terjadi di Indonesia terutama berkat ekonomi digital atau ekonomi mobile.

Dilansir dari Forbes, Indonesia mendapat sorotan karena banyaknya penduduk usia muda, yakni 60 persen populasi berusia 40 tahun ke bawah. Selain itu, perkembangan mobile di Indonesia juga tinggi dengan 95 persen pengguna internet (142 juta orang) sudah memiliki smartphone.

Indonesia pun dipandang mirip dengan ekonomi Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan yang beberapa dekade lalu mendapat julukan macan ekonomi Asia berkat industrialiasi yang melesat, perdagangan, dan perkembangan finansial yang membawa ke pertumbuhan berkelanjutan bertaraf tinggi.

"Transformasi serupa sedang terjadi di Asia Tenggara, hanya saja kini perintis perubahan didorong ekonomi mobile. Hal ini amat terbukti jelas di Indonesia, negara dengan populasi keempat terbesar di dunia," tulis Forbes.

Berkat tingginya populasi pemuda dan banyaknya pengguna teknologi, maka Indonesia memiliki banyak pengguna mobile yang lihai dan masih muda.

Warga Indonesia disebut menghabiskan 206 menit sehari di media sosial, itu di atas rata-rata pengguna global, yakni 124 menit. Selain itu, 76 persen pengguna internet Indonesia belanja lewat smartphone mereka, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara tertinggi dalam hal mobile e-commerce alias belanja via gawai.

"Dalam beberapa tahun belakangan muncul lonjakan perekonomian internet Indonesia. Selain e-commerce, ada online gaming, periklanan, langganan musik dan video, serta online travel dan layanan ride-hailing atau pengantar makanan yang semuanya diadopsi dengan senang hati oleh konsumen muda Indonesia," jelas Forbes.

Laporan oleh Google dan Temasek menyebut ekonomi internet di Indonesia bisa tumbuh hingga USD 100 miliar pada tahun 2025.

Tak ayal Indonesia disebut "digital archipelago karena memiliki 150 juta pengguna internet dan memiliki ekonomi internet hingga USD 27 miliar pada tahun 2018.

Penetrasi Sudah 90 Persen, Pertumbuhan 4G Dinilai Sudah Signifikan

Refarming Tuju Bandung, Kominfo Imbau Warga
Seorang teknisi sedang mengecek BTS berteknologi 4G milik XL di Mataram. (Doc: XL Axiata)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus mendorong penetrasi mobile broadband lewat layanan 4G agar bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, rencananya Kemkominfo juga akan menggeber 4G ke daerah tertinggal, terpencil, dan terluar dengan memanfaatkan infrastruktur Palapa Ring.

Disampaikan, Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo, sejak layanan 4G diperkenalkan, penetrasinya sudah mencapai 90 persen dari total populasi penduduk di Indonesia.

Dengan beroperasinya layanan mobile broadband melalui jaringan 4G, Ismail menilai dinilai ini sudah memberikan perubahan dan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.

Salah satu manfaat dari kehadiran layanan mobile broadband dengan jaringan 4G menurut Ismail adalah mendorong produktifitas masyarakat.

Dengan hadirnya mobile broadband, akan banyak aktivitas ekonomi masyarakat tumbuh. Contohnya untuk e-Commerce, transaksi jual beli secara online, e-Government, e-Learning maupun e-Health. Ia juga berpendapat kalau saat ini mobile broadband dijadikan salah satu indikator kemajuan suatu negara, sehingga reputasi Indonesia di dunia internasional diukur dari kemajuan dan penetrasi mobile broadband.   

“Saat ini masyarakat Indonesia sudah merasakan manfaat dari mobile broadband. Ini dibuktikan dengan tumbuhnya digital ekonomi yang eksponensial dalam beberapa waktu terakhir ini. Kunci utama dari pertumbuhan ekonomi digital adalah konektivitas dan akses dari mobile broadband.Sehingga manfaat kehadiran dari mobile broadband sudah dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia,” papar Ismail.

Mengenai kualitas dari mobile broadband, Ismail masih belum merasa puas. Namun perkembangannya dari hari ke hari dinilai semakin membaik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya