Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) mendesak pemerintah agar bisa menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) bawang putih sebesar Rp 25 ribu per kilogram (kg).
Wakil Ketua Umum APPSI, Ngadiran menilai, harga bawang putih di pasaran masih lebih tinggi dibanding HET yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan pada 10 Mei 2019 lalu, yakni Rp 32 ribu per kg.
Padahal di lain sisi, ia menyatakan, harga berbagai komoditas lain seperti beras dan minyak goreng pada Ramadan kali ini terhitung aman terkendali.
Advertisement
"Beras, minyak goreng standar, yang masih mahal bawang putih. Pemerintah kasih HET Rp 32 ribu (per kg), tapi di pasaran masih Rp 45-50 ribu," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (28/5/2019).
Baca Juga
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Info Pangan Jakarta per hari ini, harga rata-rata bawang putih di pasaran mencapai Rp 41.721 per kg. Adapun harga tertingginya menyentuh angka Rp 80 ribu per kg.
Ngadiran berpendapat, pemerintah sebenarnya bisa saja menurunkan harga bawang putih yang secara stok telah banyak didatangkan dari luar negeri.
"Itu semua tergantung yang ambil kebijakan. Karena bisnis yang paling mudah adalah bawang putih, karena 97 persen dari impor," cetus dia.
Dia pun memperhitungkan, pemerintah seharusnya bisa menekan harga eceran tertinggi untuk bawang putih yang dalam waktu dekat ini banyak diimpor dari China hingga sebesar Rp 25 ribu per kg.
"Infonya bawang (putih) itu harga di China kisaran Rp 8.000-10.000 per kg. Misal tambah ongkos+cukai+bunga modal+laba yang wajar, pemerintah harusnya bisa mewajibkan jual HET Rp 25 ribu. Sekarang Pemerintah tetapkan HET To 32 ribu," tuturnya.
"Coba hitung dengan cermat, berapa importir labanya? Jika kebutuhan per bulan 49 ribu ton, tiap impor untuk kebutuhan 3 bulan sama dengan sekitar 147 ribu ton. Oleh karena bisnis bawang putih ini 97 persen impor, semestinya paling mudah mengatur," dia menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mentan: Harga Bawang Putih di Surabaya Turun Jadi Rp 19 Ribu
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan, harga berbagai komoditas pokok pangan saat ini sudah stabil.
Bahkan, harga bawang putih yang belakangan melambung kini sudah bisa menyentuh Rp 19 ribu per kg.
Oleh karena itu, dia pun bersyukur lantaran harga bahan pangan dasar pada bulan suci ini bisa terkendali.
"Kami ucapkan terima kasih atas kerja sama selama ini khususnya di bulan suci Ramadan. Alhamdulilah, tahun ini semua harga komoditas strategis stabil," ucapnya di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin 27 Mei 2019.
Bahkan, ia menegaskan, harga bawang putih di Surabaya kini sudah beranjak turun hingga menyentuh angka Rp 19 ribu per kg. Dia pun lantas berterimakasih kepada pihak importir.
"Bawang putih sempat naik di Surabaya, sekarang turun Rp 19 ribu. Terimakasih untuk pengertian seluruh importir bawang putih," ungkap dia.Â
Berdasarkan hasil sidak pasar di Jawa Timur beberapa waktu lalu, ia mengutarakan, harga bawang putih di daerah tersebut sudah berada di angka Rp 23 ribu per kg, lebih rendah dari target pemerintah Rp 25 ribu.
Dia lantas menyerukan agar harganya tidak semakin turun pada saat Lebaran nanti. "Sudah, jangan turun lagi. Rp 19 ribu itu sudah rendah," tegas dia.
Hal senada ia lontarkan untuk bahan pokok pangan lainnya, yakni cabai merah. Sebab secara harga, komoditas tersebut telah jatuh Rp 5.000 per kg.
"Tapi cabai jangna terlalu turun karena hanya Rp 5.000. Tolong Bulog dan pengusaha lainnya harga Rp 5.000 itu kalau bisa dibeli Rp 8.000 per kg. Kasihan petani kita," imbuh dia.
Â
Advertisement
Harga Bawang Masih Tinggi, Pedagang Minta Pemerintah Turun Tangan
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, meski sejumlah komoditas terpantau stabil di momentum Ramadan kali ini, ada komoditas tertentu yang harganya tercatat masih tinggi di pasar tradisional.
Dia menjelaskan, komoditas tersebut ialah bawang putih hingga daging sapi. Namun kenaikan harga daging sapi masih dalam rentang yang normal.
"Sepertinya ketersediaan barang ini tidak cukup yah, ada kekurangan. Kalau ketersediaan barang cukup, ya harga enggak naik. Yang sekarang itu bawang putih belum turun, masih tinggi," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin, 27 Mei 2019.
"Kemudian daging boleh dikatakan tidak terlalu tinggi sih, tapi ada sedikit kenaikan. Biasanya Rp 110 ribu sekarang Rp 120 ribu per kilogram (kg)," tambah dia.
Pemerintah seharusnya dapat bertindak tegas kepada importir. Itu karena importir dinilai membatasi stok bawang putih dari gudang-gudang mereka. Alhasil, harga bawang putih pun melambung dan masih tinggi di pasar tradisional sampai dengan hari ini.
"Yang ngasih izin impor kan pemerintah, ya dia dong yang bisa menentukan. Kalau enggak sesuai harganya ya tinggal enggak dikasih izin impornya aja, selesai, susah amat. Mereka yang main itu. Kalau pedagang ya tinggal ikutin harga dari pasar induk saja," ucapnya.
Sebagai informasi saja, berdasarkan info pangan DKI Jakarta per hari ini, harga bawang putih dibanderol seharga Rp 41.680 per kg.
Â