Liputan6.com, Jakarta - Anda tentu sudah tahu bahwa kebanyakan para pakar dan juga investor berpengalaman selalu merekomendasikan agar melakukan diversifikasi investasi. Artinya, kita menempatkan dana di beberapa instrumen investasi.
Biasanya mereka akan merekomendasikannya pada investor pemula. Lalu, apa itu diversifikasi? Diversifikasi artinya beragam. Jadi, diversifikasi investasi adalah meletakkan dana di banyak instrumen investasi.
Advertisement
Baca Juga
Ini adalah sebuah strategi investasi yang selalu digunakan para investor untuk bisa memaksimalkan jumlah keuntungan dalam sebuah investasi. Selain itu, diversifikasi juga mampu meminimalisir terjadinya risiko yang tidak diinginkan selama investasi sedang berjalan.
Ada beberapa hal yang harus diperhitungkan saat melakukan investasi. Oleh sebab itu, muncullah strategi diversifikasi. Membuat diversifikasi portofolio investasi memerlukan beberapa langkah penting.
Untuk bisa memaksimalkan keuntungan investasi, Anda bisa menggunakan langkah diversifikasi portofolio investasi atau menempatkan dana investasi di beberapa instrumen, seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Sebelumnya, Pahami Dahulu Risiko Setiap Instrumen Investasi
Anda tentu sadar, semua yang Anda lakukan pasti memiliki risiko berbeda. Begitu juga saat Anda melakukan sebuah investasi.
Anda harus bisa menimbang besar kecilnya risiko yang mampu dihadapi. Seberapa besar persentase risiko yang bisa Anda ambil.
Semua harus melalui proses pengamatan. Jika Anda tidak menimbang besar kecilnya risiko ini, kemungkinan Anda mengalami kerugian akan semakin besar.
2. Pilih Instrumen Investasi Sesuai Kemampuan
Langkah kedua untuk memudahkan proses diversifikasi portofolio investasi adalah dengan memilih dan menentukan instrumen mana saja yang sesuai dengan kemampuan Anda dalam mengalokasikan investasi.
Bagi investor pemula yang belum berani mengambil risiko terlalu besar, mungkin Anda akan memilih untuk menginvestasikan dana pada instrumen saham yang memiliki volatilitas lebih rendah. Atau ingin mengalokasikannya ke instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) dan lainnya.
3. Tempatkan Dana Lebih Banyak ke Instrumen Investasi dengan Prospek Bagus
Berikutnya adalah lihat dan perhatikan instrumen investasi mana saja yang memiliki prospek bagus ke depannya. Lalu pilih instrumen ini untuk menempatkan dana investasi lebih banyak.
Semakin besar dana yang Anda investasikan pada instrumen investasi yang memiliki prospek bagus, maka semakin besar juga keuntungan diversifikasi yang akan Anda dapatkan nantinya.Â
Advertisement
4. Selalu Memantau Keseimbangan Dana Investasi
Di dalam dunia investasi, ada istilah rebalancing atau menyeimbangkan kembali. Rebalancing adalah proses di mana Anda melakukan pengecekan dana atau mengecek keseimbangan bobot aset yang sudah Anda investasikan di dalam portofolio investasi.
Dalam hal ini bisa dicontohkan pada aktivitas penjualan dan pembelian aset perusahaan yang ada di dalam portofolio agar selalu sesuai dengan alokasi aset yang Anda inginkan.
Contoh sederhananya, jika Anda sebagai investor memiliki portofolio investasi yang di dalamnya berisi tentang bobot aset investasi sebesar 50 persen investasi saham dan 50 persen lagi adalah obligasi.
Saat Anda tahu bahwa harga saham yang Anda investasikan memiliki performa cukup baik, maka Anda bisa meningkatkan jumlah investasi menjadi 70 persen dalam portofolio tersebut.
Namun, jika Anda memiliki ide dan pemikiran lain Anda juga boleh menjual sebagian saham yang Anda miliki untuk membeli obligasi. Dengan begini, portofolio investasi Anda akan kembali seimbang menjadi 50 persen-50 persen.
Sama seperti investor lainnya, mereka juga akan berpikiran sama seperti Anda. Jadi ambil keputusan yang tepat agar bisa meminimalisir terjadinya risiko investasi.
5. Selalulah Memahami Kapasitas Risiko yang akan Dihadapi
Sebagai seorang investor Anda harus bisa menimbang bobot risiko dan kemampuan Anda dalam menghadapi risiko tersebut. Jangan sampai Anda berani mengambil risiko yang lebih besar dan sangat jauh dari kemampuan Anda menghadapi risiko tersebut.
Sebab Anda mengambil risiko tersebut tanpa menimbangnya terlebih dahulu. Beberapa faktor bisa memengaruhi kapasitas risiko investasi yang akan Anda hadapi.
Contohnya seperti bobot dana yang ada di tabungan Anda, nilai aset yang Anda investasikan, dan juga tujuan dari keuangan Anda. Inilah mengapa Anda harus benar-benar memahami seberapa besar kapasitas risiko yang mampu Anda hadapi agar terhindar dari risiko investasi.
6. Fokus Pada Tujuan Jangka Panjang yang Sudah Ditetapkan
Saat Anda mulai menekuni dunia bisnis, Anda harus sudah menentukan apakah bisnis yang dijalani ini memiliki tujuan jangka panjang yang harus Anda capai atau tidak. Jika ya, Anda harus mulai fokus dengan tujuan jangka panjang tersebut.
Terlebih lagi ketika Anda mulai membuat portofolio investasi, Anda harus bisa menggunakan keseimbangan investasi dan kedisiplinan agar tujuan jangka panjang Anda bisa tercapai. Sebaiknya jangan pernah tergoda dengan semua ajakan pakar investor sebelum Anda mengamati dan menimbang jenis investasi tersebut.
Biasanya ada beberapa jenis investasi yang memiliki tujuan berbeda dengan tujuan jangka panjang yang Anda miliki. Sebaiknya pilihlah investasi yang mampu membantu Anda mewujudkan tujuan Anda.
Investasi sangat bermanfaat saat Anda mulai menginjak masa-masa pensiun. Oleh sebab itu, Anda harus memikirkannya mulai saat ini.
Jika Anda sudah menentukan jenis investasi yang sesuai dengan tujuan Anda dan memiliki tingkat risiko yang mampu dihadapi pasti nantinya akan memudahkan Anda untuk memaksimalkan keuntungan dari diversifikasi portofolio investasi Anda.
Dulang Untung dengan Tempatkan Dana di Banyak Instrumen Investasi
Saat ini semakin banyak investor pemula yang menyadari pentingnya menginvestasikan aset dan saham. Jadi tidak ada alasan untuk menundanya lagi. Pilihlah investasi yang cocok dengan kemampuan Anda, dan pelajari lagi beberapa langkah penting di atas sebelum Anda akan mendiversifikasikan portofolio investasi. Raih keuntungan dengan menempatkan dana di banyak instrumen investasi.
Advertisement